LAHIRNYA NASIONALISME DAN MODERNISASI TAHUN 1908-1918
1.1 Latar Belakang
Pengertian nasionalisme
(etimologi & para ahli) adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Nasionalisme merupakan sebuah ideologi yang daya dorong
efektifnya yaitu rasa memiliki dan melayani suatu komunitas nasional.
Nasionalisme
yang telah terserap dalam perjuangan untuk kemerdekaan mengantarkan proses
persatuan dan rasa kebangsaan di kalangan pribumi bangsa-bangsa di Asia-Afrika
menentang perwujudan kolonialisme dan imperialism bansa Eropa.
Nasionalisme sendiri dibentuk tahun 1908 yang merupakan
titik awal bangkinya kesadaran nasional. Pergerakan Nasional merupakan organisasi pertama dan
kemudian disusul oleh kelompok organisasi-organisasi lainnya. Oleh karnanya
perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan telah memasuki babak
baru. Yang tentunya berbeda dengan sifat perjuangan bangsa Indonesia
sebelumnya.
Sifat
perjuangan yang baru ini meliputi ;
1.
Bersifat Nasional,
2.
Menggunakan organisasi yang teratur,
3.
Tidak tergantung pada pimpinan.
Lahirnya Nasionalisme di Indonesia sendiri dikarenakan factor-faktor yang dapat mendorong
terbentuknya Nasionalisme diantaranya sebab-sebab yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri. Organisasi nasional pertama Nasionalisme
yang merupakan organisasi pertama yaitu Budi Utomo melakukan banyak perrubahan dan perkembangan
bagi bangsa Indonesia. Dimasa pergerakan nasional banyak organisasi- organisasi
bentukan golongan intelektual yang menggunakan berbagai jenis ideologi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Arti Nasionalisme dan Modernisasi ?
1.2.2
Latar belakang terbentuknya Nasionalisme
pada tahun 1908-1918 ?
1.2.3
Oganisasi-organisasi bentukan pergerakan
Nasionalisme 1908-1918?
1.2.4
Perkembangan yang di peroleh setelah
terbentuknya Nasionalisme tahun 1908-1918?
1.3 Tujuan
1.3.1
Mengetahui arti Nasionalisme dan
Modernisasi,
1.3.2
Mengetahui latar belakang terbentuknya
Nasionalisme tahun 1908-1918,
1.3.3
Mengetahui organisasi-organisasi
bentukan pergerakan Nasionalisme 1908-1918,
1.3.4
Mengetahui perkembangan yang diperoleh
setelah terbentuknya Nasionalisme tahun 1908-1918.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Arti Nasionalisme dan Modernisasi
Nasionalisme adalah
paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan
mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme
adalah sebuah ideologi yang daya dorong afektifnya yaitu rasa memilliki dan
melayani suatu komunitas nasional. Ikatan Nasionalisme sebagai ideologi tumbuh
di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot dan tertekan oleh bangsa
penjajah terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu untuk bersatu.
Sebagai seorang pemikir
tentunya akan memberikan ciri yang khas akan daerahnya yang berbeda dengan
daerah yang lain, hal tersebut berguna agar dapat memberikan perbedaan yang
menonjol terhadap potensi yang dimiliki suatu daerah. Baik dalam segi budaya,
ekonomi, politik, sosial.
Kegiatan
memberikan ciri khas terhadap daerah tertentu ini merupakan kegiatan yang
dikenal dengan pengumpulan karakteristik yang diperolehnya dengan menggunakan realitas konstitusional, historis, geografis,
religius, linguistik, etnis, dan genetis. Namun kegiatan ini dibatasi pada rasa
kebangsaan yang kuat terhadap kebudayaan dan tradisi nasional tanpa dikaitkan
dengan hubungan politik.
Daya dorong
terbentuknya Nasionalisme terutama di asumsikan membentuk negara menjadi suatu
komunitas nasional. Dimana kedaulatan yang diyakini berada di tangan rakyat
dijalankan oleh wakil-wakil yang dipilih atau ditunjuk dalam batas-batas
wilayah yang diakui oleh komunitas politik internasional.
Nasionalisme
terkait erat dengan liberalisme politik dan membangkitkan civic nasinalism. Identitas nasional “sekunder” yang subjektif
berupa cinta tanah air atau patriotism
yang mungkin tidak bersinggungan dengan rasa-identitas etnis amat penting bagi
kohesi sosial dan stabilitas politik semua sistem demokrasi liberal.
Modernisasi adalah suatu proses
transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di
berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana, dapat di katakana
bahwa Modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke
cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka untuk
peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai suatu bentuk perubahan sosial,
modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan
terencana. Perencanaan sosial (social
planning) dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang
sedang mengalami perkembangan. Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan
pada pengertian yang mendalam tentang bagaimana suatu kebudayaan dapat
berkembang dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih maju atau modern.
Modernisasi dapat
terjadi apabila ada syarat-syarat berikut
ini;
- Cara berpikir yang ilmiah yang
melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat,
- Sistem administrasi negara yang
baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi,
- Adanya sistem pengumpulan data
yang baik dan teratur,
- Penciptaan iklim yang
menyenangkan dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan
alat-alat komunikasi massa,
- Tingkat organisasi yang tinggi,
terutama disiplin diri,
- Sentralisasi wewenang dalam
pelaksanaan perencanaan sosial.
1.2 Latar Belakang Terbentuknya Nasionalisme Tahun
1908-1918
Tahun 1908 adalah titik permulaan bangkitnya kesadaran nasional. Pada saat itu lahirlah organisasi pergerakan nasional yang pertama yaitu pergerakan Budi Utomo, yang kemudian disusul oleh organisasi-organisasi lainnya. Dengan demikian
perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan itu telah memasuki tahap
baru, yang berbeda
dengan sifatperjuangan pada masa
sebelumnya.
Sifat perjuangan setelah tahun 1908
:
1.
Bersifat Nasional yang artinya adanya
kerja sama antara daerah satu dengan daerah yang lainnya yang berada di kawasan
Indonesia dengan tujuan dan misi yang
sama.
2.
Menggunakan organisasi yang teratur yang artinya
pengaturan pergerakan dengan adanya organisasi-organisasi pergerakan ini
diharapkan menjadi suatu organisasi yang dapat memberi dampak
positif terhadap anggotanya, dengan berbagai program yang telah diatur
sedemikian rupa.
3.
Tidak terpengaruh kepada satu pimpinan yang artinya
jika pimpinan ditangkap oleh pihak lain maka harus segera digantikan oleh
pemimpin lain yang berasal dari anggota yang telah di tunjuk, agar
perlawanannya terus berjalan.
Nasionalisme menunjuk pada sifat
pergerakan yakni semua aksi dengan adanya organisasi modern yang mencakup semua
aspek kehidupan yang diantaranya; aspek ekonomi, aspek sosial, aspek politik,
aspek budaya, dan aspek kultural. Adanya pergerakan ini dengan tujuan melawan
penjajahan yang digantikan dengan kekuasaan yang dipegang oleh bangsa
Indonesia.
Pergerakan nasional merupakan bagian
dari sejarah Indonesia yang meliputi kurun waktu sekitar 40 tahun, yakni
dimulai dengan berdirinya organisasi pergerakan Budi Utomo sebagai organisasi pertama. Pergerakan
nasional merupakan suatu fenomena history
yaitu hasil dari perkembangan faktor-faktor ekonomi, sosial, politik, kultural,
dan religious. Dari faktor-faktor tersebut maka akan terjalin suatu interelasi
atau saling berkaitan.
Latar belakang terbentuknya nasional
Indonesia tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang berasal dari luar
negeri maupun dalam negeri.
Adapun faktor-faktor lahirnya
pergerakan nasional Indonesia sebagai berikut:
A.
Faktor intern
Faktor intern menunjukkan adanya persamaan perasaan karena adanya
tekanan-tekanan kolonial sehingga menciptakan perasaan senang-tidak senang,
setia-melawan, setuju-tidak setuju, dan lain sebagainya. Beberapa contoh dari faktor
internal yang mendorong Nasionalisme di Indonesia sebagai berikut :
1.
Dengan adanya penjajahan meliputi seluruh nusantara yang
telah menjadi suatu kesatuan politik hukum pemerintah dan berada dibawah
kekuasaan kolonial belanda. Dengan adanya hal tersebut berdampak pada kehidupan
masyarakat Indonesiayang mengalami penderitaan dan kesengasaraan. Sehingga
masyarakat Indonesia memiliki tekat yang kuat untuk segera menentang adanya
penjajah.
2.
Munculnya kelompok intelektual dengan pengetahuan yang
lebih sebagai dampak dari sistem
pendidikan barat. Kelompok intelektual ini mampu mempelajari berbagai konsep negara
barat untuk dijadikan suatu ideologi dan dasar pergerakan dalam melawan
kolonialisme barat. Sehingga orang yang memiliki intelektual lebih ini menjadi
pemimpin pergerakan nasional.
3.
Tokoh pergerakan nasional yang mampu memanfaatkan
kenangan kejayaan masa lalu seperti adanya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit
berguna untuk dijadikan motivasi dalam pergerakan dan peningkatan rasa percaya
diri masyarakat dalam berjuang menghadapi kolonialisme Belanda.
B.
Faktor eksternal
Adapun yang kedua adalah faktor
eksternal berupa faham-faham Nasionalisme yang membuahkan Nasionalisme itu
sendri. Beberapa contoh dari faktor eksternal yang mendorong Nasionalisme di
Indonesia sebagai berikut :
1.
Adanya All Indian National Congress 1885 dan Gandhiisme di India.
2.
Adanya kemenangan Jepang atas kekalahan Rusia tahun
1905 yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan
bangsa-bangsa barat.
3.
Munculnya paham-paham baru yang tumbuh di Eropa dan Amerika
yang masuk ke Indonesia, seperti liberalism, demokrasi, nasionalisme,
sosialisme, pan islamisme, dan komunisme, yang semuanya mempercepat lahirnya Nasionalisme
Indonesia dan bercampur dengan paham yang lainnya.
4.
Adanya gerakan turki muda tahun 1908 di Turki.
Faktor-faktor eksternal maupun
internal itu tidak akan banyak berpengaruh jika sekiranya kaum intelektualisme
tidak muncul dalam panggung organisasi politik dan organisasi pergerakan
nasional. Sebagai elit baru kaum intelektual ini tentu saja menghendaki masyarakat
yang bebas dari pengawasan kolonial, yang dengan sadar ingin mengubah kedudukan
bangsanya. Jadi yang ada pada para pemimpin itu adalah national souls
yang mendasari tindakan-tindakan mereka selanjutnya.
Merekalah yang mula-mula memiliki
kesadaran adanya diskriminasi kehidupan bangsa dan berusaha mencarikan
jawabannya. Itulah latar belakang munculnya Nasionalisme Indonesia meskipun
banyak mengadopsi nilai dan pengertian dari luar, tetapi Nasionalisme Indonesia
tetap memiliki spesifikasi tersendiri. Dalam periode awal, gerakan Nasionalisme
diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya melalui
pembentukan organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat
Islam, Indische Partij, PNI, PKI,
Perhimpunan Indonesia, Taman Siswa, INS Kayu Tanam, NU dan Muhammadiyah serta
organisasi kepemudaan, organisasi kepanduan, organisasi wanita dan organisasi
keagamaan lainnya selain NU dan Muhammadiyah.
1.3 Oganisasi-Organisasi Bentukan Pergerakan
Nasionalisme 1908-1918
Latar belakang terbentuknya Nasionalisme Indonesia yang
banyak mengadopsi nilai dan pengertian dari luar tetapi Nasionalisme Indonesia
tetap memiliki spesifikasi tersendiri. Dalam periode awal, gerakan Nasionalisme
diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya melalui pembentukan
organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Dagang Indoesia, Sarekat Islam, Indishe
Partij, PNI, PKI, Perhimpunan Indonesia, Taman Siswa, INS, Kayu Tanam, NU dan Muhammadiyah
serta organisasi kepemudaan organisasi kepanduan, organisasi wanita dan
organisasi keagamaan lainnya selain NU dan Muhammadiyah.
Pelopor pergerakan
A. Budi
Utomo
Bulan Mei sampai Oktober 1908, Budi Utomo yang merupakan
oganisasi pertama yag dilakukan oleh para pelajar dengan para pelajar STOVIA. Dengan
tujuan untuk kemajuan bagi Hindia, dimana jangkauan geraknya yang terbatas pada
penduduk pulau Jawa dan pulau Madura dan lambat laun meluas untuk penduduk
Hindia Belanda seluruhnya enggan tidak memerhatikan perbedaan keturunan, jenis
kelamin. Serta agama. Sampai menjelang kongres pertama yang memiliki 8 cabang
Budi Utomo yaitu di Jakarta, Bogor,
Bandung, Yogya I, Yogya II, Magelang, Surabaya, dan Prolinggo.
Tanpa adanya sebuah pengalaman dalam
keorganisasian, Budi Utomo merupakan wadah dari unsur radikal dan bercorak
politik. Setelah adanya perbedaan yang panjang mengeni corak Budi Utomo,
pengurus besar memutuskan untuk membatasi jngkauan gerak kepada penduduk Jawa
dan Madura dan tidak akan dilibatkan dalam kegiatan politik. Namun
diperbolehkan memilih kegiatan dibidang pendidikan dan budaya dengan dominasi
pendukungnya ialah golongan priyayi rendahan. Budi Utomo cenderung untuk
memajukan pendidikan bagi golongan priyayi dari pada penduduk pribumi.
Selanjutnya Budi Utomo dijadikan sebagai badan hukum yang
diharakan organisasi akan melancarkan aktivitasnya secara luas. Akan tetapi hal
tersebut terkendala dengan adanya masalah keuangan. Dan juga bupati telah
mendirikan sekolah sendiri. Namun pada akhirnya Budi Utomo menperoleh cabang di
40 tempat dengaan jumlah anggota kurang lebih 10.000 orang.
Perkembangn Budi Utomo tidak lagi pesat. Hasil-hasil yang
dicapai oleh ketua beketurunan paku alam itu ialah perbaikam pengajaran di
daerah kesultanan. Budi Utomo mendirikan organisasi dana belajar darmowoeo. Akan
tetapi hasil yag diperoleh tidak begitu besar. Hal itu berakibat munculnya
orgaisasi nasional lainnya yaitu Sarekat Islam dan Indische Partij. Kedua
partai tersebut menarik unsur-unsur yang tidak puas dan dari luar pihak Budi
Utomo.
Tahun 1914 muncul adanya sebuah usaha untuk mengembalikan
kekuatan dari Budi Utomo. Tahun 1916-1917 merupakan tanda dimana keberhasilan
Budi Utomo amat terlihat, undang-undang wajib militer digagalkan namun
sebaliknya undang-undang pembentukan volksraad disahkan pada bulan desember
1916. Budi Utomo segera mendirikan sebuah komite nasional untuk menghadapi
pemilihan anggota volksraad, tetapi komite tersebut tidak dapat berjalan
sebagimana mestinya dan akhirnya dibubarkan.
Adanya berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Budi Utomo
memberi kesan yang baik bahwa Budi Utomo merupakan organisasi satu-satunya yang
bertanggung jawab dan dapat dipercaya.di dalam sidang volksraad wakil dari Budi
Utomo masih tetap berhati-hati dalam melancarkan kritiknya terhadap kebijakan
politik pemerintah. Masyarakat pribumi yang lebih radikal dan juga meruakan
anggota dari kaum sosialis Belanda di dala volksraad melakukan kritik terhadap
pemerintah.
Tentang adanya krisis di bulan desember 1918 di negeri belanda. Mereka menuntut
perubahan bagi voklsraad dan kebijakan politik negeri belanda umumnya sampai
akhirnya dibentuk sebuah komisi pada tahun 1919.
B. Sarekat
Islam
Sarekat Isalam berdiri 3 tahun setelah berdirinya Budi Utomo,
yaitu pada tahun 1911. Yang secara kebetulan juga didirikan perkumpulan Sarekat
Islam di Solo. Latar belakang berdirinya organisasi ini ialah ekonomi
perkumpulan bentuk perlawanan terhadap pedagang antara penyalur oleh orang Cina.
Para pendiri Sarekat Islam mendirikan organisasi ini
tidak semata-mata untuk mengadakan perlawanan terhadap orang-orang Cina, namun
untuk membuat front melawan semua penghinaan terdadap bumu putra. Yang juga
merupkan bentuk reaksi terhadap rencana krestenings-polotiek ( politik
pengkristenan ) dari kamu zending, perlawanan terhadap kecurangan- kecurangan
dan penindasan dari pihak ambtenar-ambtenar bum putra dan Eropa.
Tujuan utama dari Sarekat Islam ditujukan terhadap setiap
bentuk penindasan-penindasan dan kesombongan rasial. Sarekat Islam berhasil
memasuki lapisan bawah masyarakat yaitu lapisan yang sejak berabad-abad hampir
tidak mmengalami perubahan dan yang paling banyak menderita.
Anggapan dasar Sarekat Islam yang berisi mengenai:
mengembangkan jiwa dagang, memberi bantuan kepada kepada anggota yang menderita
kesukaran, memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat
bumiputra, menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama islam, maka
Sarekat Islam terang tidak berisikan politik. Aan tetapi dari seluruh aksi
perkumpulan tersebut dapat dilihat bahwa Sarekat Islam tidak lain melaksanakan
suatu tujuan ketatanegaraan. Sarekat Islam untuk sementara tidak boleh berupa
organisasi yang mempunyai pengurus besar dan hanya diperboleh berdiri secara
lokal.
Berbeda dengan partai lainnya, kecepatan tumbuhnya
Sarekat Islam bgaikan meteor, sehingga Sarekat Islam merupakan organisasi masa
yang pertama di indonesia, yang antara tahun 1917-1920 sangat terasa
pengaruhnya dalam politik Indnesia.
C. INDISCHE
PARTIJ
Perkembangan gagasan yang menandai adanya kebangkitan
kesadaran nasional dam kebangkitan revousioner bersifat kerakyatan yang berjiwa
Islam, maka sebagai fase ketiga di dalam perkembangan sejarah pergerakan
nasional pada awal pertumbuhannya lahirlah konsepsi yang bercorak politik seratus
persen dan program nasional yang meliputi pengertian Nasinalisme Modern.
Organisasi pendukung gagasan revolusioner nasional ialah
Indische Partij yang didirikan pada tanggal 25 desember 1912. Menurut Suryaningrat
ia tidak mengenal supremasi indo atas penduduk bumi putra, malah ia menghendaki
hilangnya golongan indo dengan jalan peleburan ke dalam masyarakat bumiputa.
Melalui karangan-karangan di dalam het
tijdschrift kemudian dilanjutkan didalam de express, propaganda yang meliputi: pelaksanaan suatu program “Hindia”
untuk stiap gerakan politik yang sehat dengan tujuan menghapuskan perhubungan kolonial;
menyadarkan golongan Indo dan penduduk bumi putra, bahwa masa depan mereka terancam oleh bahaya
yang sama, yaitu bahaya ekspoitasi kolonial.
Alat untuk melancarkan aksi-aksi perlawanan dengan
membentuk suatu Partij: Indische Partij. Untuk persiapan pendirian Indische Partij
Douwes Dekker mengadakan perjalanan propaganda di pulau Jawa dan dimulai pada
tanggal 15 september dan berakhir tanggal 3 oktober 1912. Dalam perjalanan ia
bertemu dengan Dokter Tjipto Mangunkusumo dan segera melakukan pertukaran
mengenai soal-soal yang bertalian dengan pembinaan partai yangbercorak
nasional.
Setelah permusyratan wakil-wakil Indische Partij daerah Bandung
pada tanggal 25 desember 1912 tersusunlah anggaran dasar Indische Partij.
Program revolusioner yang bersifat nasional yang dapat di ketahui dari pasal anggaran.
Tujuan Indische Partij ialah untuk membangunkan
patriotisme semua inders terhadap tanah air, yang telah memberi lapangan hidup
kepada mereka, agar mereka mendapat dorongan untuk bekerja sama atas dasa
persamaan ketatanegaraan untuk memajukan tanah air dan untuk mempersiapkan
kehidupan rakyat yang merdeka.
Cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
a.
Mmelihara
nasionalisme Hindia dengan meresapkan cita-cita kesatuan kebangsaan semua”
indiers”;meluaskan pengetahuan umum tentang sejarah budaya “Hindia”
;mengasosiasikan intelek secara bertingkat kedalam suku dan inter/ suku yang
masih hidup berdampingan pada masa ini; menghidupkan kesadaran diri dan
kepercayaa kepada diri sendiri ;
b.
Memberantas
rasa kesombongan rasial dan keistimewaan ras dalam bidang ketatanegaraan maupun
bidang kemasyrakatan;
c.
Memberantas
usaha-usaha untuk membangkitkan kebencian agama dan sektarisme yang dapat
mengakibatkan indier asing atau sama lain, sehingga dapat memupuk kerja sama
atas dasar nasional;
d.
Memperkuat
daya tahan rakyat hindia dengan memperkembangkan individu kearah aktivitas yang
lebih besar secara teknis dan memperkuat kekuatan batin dalam soal kesulitan;
e.
Berusaha
untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia;
f.
Memperkuat
daya rakyat Hindia untuk dapat mempertahankan tanah air dari serangan asing;
g.
Mengadakan
unifikasi, perluasan, pendalaman dan menghindiakan pengajaran, yang didalam
semua hal harus disetujukan kepada kepentingan ekonomi Hindia, dimana tidak
diperbolehkan adanya perbedaan perlakuan karna ras,seks, atau kasta dan harus
dilaksanakan sampai tingkat yang setinggi-tingginyayang dapat dicapai;
h.
Memperbesar
pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan;
i.
Memperbaiki
keadaan ekonomi bangsa hindia, terutama dengan memperkuat mereka yang
ekonominya lemah.
Indische Partij berdiri diatas dasar Nasionalisme yang
luas menuju kemerdekaan Indonesia. Paham ini dikenal dengan Indisch Nationalime
yang kemudian melalui perhimpunan Indonesia dan PNI menjadi Indonesisch Nationalisme
atau Nasionalisme Indonesia.
Berbeda dengan sikap yang hati-hati terhadap Budi Utomo
dan Sarekat Islam, pemerintah Hindi Belanda bersikap tegas terhadap Indische
Partij. Pada tanggal 11 Maret 1913 merupakan peringatan bagi Indische Partij
dan juga partai-partai lainnya, bahwa kemerdekaan itu tidak dapat diterima
sebagai hadiah dari pemerintah kolonial. Pada bulan Agustus 1913 Douwes Dekker,
Dr. Tjipto Mangun Kusumo dan Suwardi Suryaningrat dijatuhi hukuman buangan dan
mereka memilih negeri Belanda. Kepergian ketiga pemimpin tersebut membawa
pengaruh terhadap kegiatan Indiche Partij yang makin lama makin menurun.
Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde. Kembalinya Douwes
Dekker dari negeri Belanda tahun 1918 tidak berati apa-apa, Partai Insulinde
pada bulan Juni 1919 berganti nama menjadi Nasional Indische Partij (NIP).
2.4 Perkembangan yang diperoleh setelah terbentuknya
Nasionalisme tahun 1908-1918
Dalam pekembangannya dimasa pergerakan nasional banyak
organisasi-organisasi bentukan oleh golongankaum intelektual. Yang menggunakan
berbagai paham ideologi selain
Nasionalisme. Membicarakan tentang lahirnya nasionalisme tidak akan terlepas
dari keadaan masyarakatnya yang sangat memperihatinkan pada masa tanam paksa.
Rakyat Indonesia yang sangat terbelakang pasa saat itu sehingga mereka
hanya dipekerjakan untuk kepentingan kolonial pendidikan kesehatan dan
kesejahteraan tidak menjadi perhatian utama bagi pemerintah kolonial Belanda.Situasi
dan keadaan tersebut tetap berlangsung sangat lama, namun masyarakat Indonesia
yang dipekerjsakan secara paksa tidak mendapat upah atau balasan yang setimpal.
Sesungguhnya
semangat untuk membebaskan diri dari penjajahan telah ada dalam jiwa-jiwa
rakyat Indonesia. Sayangnya pada masa itu belum ada wadah dan pergeraknya yang
teroganisir. Baru setelah masuk ke abad XX, politik etis berimplikasi positif
bagi bangsa Indonesia out put dari
pendidikan yang menjadi salah satu program dari politik etis sendiri
menghasilkan cara cendikiawan yang peduli akan nasib bangsanya. Mereka
mendirikan berbagai organisasi pergerakan, seperti Budi Utomo, Indische Partij, Sarekat Islam dan Gerakan
emansipasi wanita dan organisasi lainnya. Ada 3 macam pemikiran tentang Nasionalisme
di Indonesia yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan yakni paham ke Islaman,
Marxisme dan Nasionalisme.
Sebagai
organisasi pergerakan yang pertama yaitu Budi Utomo. Budi Utomo adalah
organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia dengan memiliki struktur
organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan dan juga rencana kerja dengan
aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan. Budi Utomo didirikan oleh
mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo pada
tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan Bangsa Indonesia,
meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran Nasional melalui
internalisasi ideologi Nasionalisme.
Memahami Nasionalisme pada
pergerakan nasional tidak terlepas dari penggunaan ideologi ini dalam
pidato-pidato organisasi-organisasi seperti SI, PNI, Perhimpunan Indonesia, dan
PKI yang membangkitkan dan menggerakan semangat anggota partai. Sehingga
Nasionalisme selalu digunakan untuk meningkatkan perjuangan menghadapi Belanda
menginginkan kemandirian dalam bidang politik terutama strategi menghadapi
Belanda yang dimasa Gubernur Jenderal De Jonge mengeluarkan kebijakan seperti Exorbitante Rechten, Toeziq Ordonantie, dan Wilde Schoolen Ordonantie dalam hal
membatasi ruang gerak pemimpin nasionalis, para golongan nasionalis sepakat
membentuk Front Nasional menyiapkan Indonesia berparlemen sebelum akhirnya
Belanda membentuk Komisi Visman.
Dalam konteks abad ke-20, ciri khas
Nasionalisme yang sesungguhnya adalah bahwa Negara dianggap sebagai satuan
politik yang sangat dibutuhkan bagi zaman modern. Lebih lanjutnya, bahwa rasa
identitas etnis dan nasional yang komunal membantu menjamin kestabilan
negara-bangsa yang ada saat sudah terbentuk dan menjadi kriteria utama dalam
memutuskan apakah klaim klaim bagi negara yang otonom harus diakui oleh
komunitas internasional. Namun ideologi liberalisme yang konsisten menolak
kedaulatan negara yang menjadi milik suatu bangsa berdasarkan identitas etnis
dengan menempatkannya dalam masyarakat sipil yang terbentuk.
Jadi setiap hak manusia sepenuhnya
sesuai dengan hak hak kelompok etnis atau bangsa lain yang tinggal dalam suatu
negara, serta dengan warga negara negara-bangsa lain memperlihatkan dasar
kemanusiaan bersama. Nasionalisme harus berlaku sebagai kekuatan yang
diabadikan pada pembebasan masyarakat dan individu dari semua bentuk tirani,
bukan sekedar “rumah” bagi kebebasan bangsa daris serangan bangsa asing,
pendudukan atau penjajahan oleh negara lain, melainkan juga pembebasan bangsa
bangsa lain dari kejahatan yang sama. Nasionalisme harus menyeimbangkan rasa
identitas nasional dengan menghormati hak hak semua warga negara apapun
etnisitasnya, dan semua manusia apapun tanah airnya , terutama tatkala
modernitas merasionalisasi rasa ketertekanan sosial ekonomi.
Para pemikir melakukan terobosan untuk memperjuangkan
nasib bangsa Indonesia bebas dari cengkraman Belanda. Mereka berjuang di
organisasi dengan pemikiran-pemikiran yang dapat membangkitkan semangat
Nasionalisme. Perjuangan mereka di organisasi pergerakan nasional mengalami
jatuh bangun tertangkap oleh intelijen dan satuan organisasinya ke penjara
sampai mereka sepakat membentuk GAPI menampung aspirasi dari berbagai ideologi
selain nasionalisme menuntut Indonesia Berparlemen hasilnya adalah semangat
nasionalisme masih tertinggal di hati para pemimpin pergerakan dan penduduk
pribumi sebab Nasionalisme Indonesia di masa pergerakan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar