Minggu, 07 Desember 2014

LAHIRNYA NASIONALISME DAN MODERNISASI TAHUN 1908-1918


1.1  Latar Belakang

Pengertian nasionalisme (etimologi & para ahli) adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme merupakan sebuah ideologi yang daya dorong efektifnya yaitu rasa memiliki dan melayani suatu komunitas nasional.
Nasionalisme yang telah terserap dalam perjuangan untuk kemerdekaan mengantarkan proses persatuan dan rasa kebangsaan di kalangan pribumi bangsa-bangsa di Asia-Afrika menentang perwujudan kolonialisme dan imperialism bansa Eropa.
Nasionalisme sendiri dibentuk tahun 1908 yang merupakan titik awal bangkinya kesadaran nasional. Pergerakan Nasional merupakan organisasi pertama dan kemudian disusul oleh kelompok organisasi-organisasi lainnya. Oleh karnanya perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan telah memasuki babak baru. Yang tentunya berbeda dengan sifat perjuangan bangsa Indonesia sebelumnya.

Sifat perjuangan yang baru ini meliputi ;
1.      Bersifat Nasional,
2.      Menggunakan organisasi yang teratur,
3.      Tidak tergantung pada pimpinan.

Lahirnya Nasionalisme di Indonesia sendiri dikarenakan factor-faktor yang  dapat mendorong terbentuknya Nasionalisme diantaranya sebab-sebab yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.  Organisasi nasional pertama Nasionalisme yang merupakan organisasi pertama yaitu Budi Utomo  melakukan banyak perrubahan dan perkembangan bagi bangsa Indonesia. Dimasa pergerakan nasional banyak organisasi- organisasi bentukan golongan intelektual yang menggunakan berbagai jenis ideologi.

1.2  Rumusan Masalah

1.2.1        Arti Nasionalisme dan Modernisasi ?
1.2.2        Latar belakang terbentuknya Nasionalisme pada tahun 1908-1918 ?
1.2.3        Oganisasi-organisasi bentukan pergerakan Nasionalisme 1908-1918?
1.2.4        Perkembangan yang di peroleh setelah terbentuknya Nasionalisme tahun 1908-1918?



1.3  Tujuan

1.3.1        Mengetahui arti Nasionalisme dan Modernisasi,
1.3.2        Mengetahui latar belakang terbentuknya Nasionalisme tahun 1908-1918,
1.3.3        Mengetahui organisasi-organisasi bentukan pergerakan Nasionalisme 1908-1918,
1.3.4        Mengetahui perkembangan yang diperoleh setelah terbentuknya Nasionalisme tahun 1908-1918.















BAB II
 PEMBAHASAN


1.1  Arti Nasionalisme dan Modernisasi

Nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Nasionalisme adalah sebuah ideologi yang daya dorong afektifnya yaitu rasa memilliki dan melayani suatu komunitas nasional. Ikatan Nasionalisme sebagai ideologi tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot dan tertekan oleh bangsa penjajah terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu untuk bersatu.
Sebagai seorang pemikir tentunya akan memberikan ciri yang khas akan daerahnya yang berbeda dengan daerah yang lain, hal tersebut berguna agar dapat memberikan perbedaan yang menonjol terhadap potensi yang dimiliki suatu daerah. Baik dalam segi budaya, ekonomi, politik, sosial.
Kegiatan memberikan ciri khas terhadap daerah tertentu ini merupakan kegiatan yang dikenal dengan pengumpulan karakteristik yang diperolehnya dengan menggunakan realitas konstitusional, historis, geografis, religius, linguistik, etnis, dan genetis. Namun kegiatan ini dibatasi pada rasa kebangsaan yang kuat terhadap kebudayaan dan tradisi nasional tanpa dikaitkan dengan hubungan politik.
Daya dorong terbentuknya Nasionalisme terutama di asumsikan membentuk negara menjadi suatu komunitas nasional. Dimana kedaulatan yang diyakini berada di tangan rakyat dijalankan oleh wakil-wakil yang dipilih atau ditunjuk dalam batas-batas wilayah yang diakui oleh komunitas politik internasional.
Nasionalisme terkait erat dengan liberalisme politik dan membangkitkan civic nasinalism. Identitas nasional “sekunder” yang subjektif berupa cinta tanah air atau patriotism yang mungkin tidak bersinggungan dengan rasa-identitas etnis amat penting bagi kohesi sosial dan stabilitas politik semua sistem demokrasi liberal.

Modernisasi adalah suatu proses transformasi dari suatu perubahan ke arah yang lebih maju atau meningkat di berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat. Secara sederhana, dapat di katakana bahwa Modernisasi adalah proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih maju dalam rangka untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat. Sebagai suatu bentuk perubahan sosial, modernisasi biasanya merupakan bentuk perubahan sosial yang terarah dan terencana. Perencanaan sosial (social planning) dewasa ini menjadi ciri umum bagi masyarakat atau negara yang sedang mengalami perkembangan. Suatu perencanaan sosial haruslah didasarkan pada pengertian yang mendalam tentang bagaimana suatu kebudayaan dapat berkembang dari taraf yang lebih rendah ke taraf yang lebih maju atau modern.

            Modernisasi dapat terjadi apabila ada syarat-syarat berikut ini;
  1. Cara berpikir yang ilmiah yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat,
  2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi,
  3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur,
  4. Penciptaan iklim yang menyenangkan dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa,
  5. Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri,
  6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.

1.2  Latar Belakang Terbentuknya Nasionalisme Tahun 1908-1918

Tahun 1908 adalah titik permulaan bangkitnya kesadaran nasional. Pada saat itu lahirlah organisasi pergerakan nasional yang pertama yaitu pergerakan Budi Utomo, yang kemudian disusul oleh organisasi-organisasi lainnya. Dengan demikian perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan itu telah memasuki tahap baru, yang berbeda dengan sifatperjuangan pada masa sebelumnya.



Sifat perjuangan setelah tahun 1908 :
1.      Bersifat Nasional yang artinya adanya kerja sama antara daerah satu dengan daerah yang lainnya yang berada di kawasan Indonesia dengan tujuan dan misi yang sama.
2.      Menggunakan organisasi yang teratur yang artinya pengaturan pergerakan dengan adanya organisasi-organisasi pergerakan ini diharapkan menjadi suatu organisasi yang dapat memberi dampak positif terhadap anggotanya, dengan berbagai program yang telah diatur sedemikian rupa.
3.      Tidak terpengaruh kepada satu pimpinan yang artinya jika pimpinan ditangkap oleh pihak lain maka harus segera digantikan oleh pemimpin lain yang berasal dari anggota yang telah di tunjuk, agar perlawanannya terus berjalan.
Nasionalisme menunjuk pada sifat pergerakan yakni semua aksi dengan adanya organisasi modern yang mencakup semua aspek kehidupan yang diantaranya; aspek ekonomi, aspek sosial, aspek politik, aspek budaya, dan aspek kultural. Adanya pergerakan ini dengan tujuan melawan penjajahan yang digantikan dengan kekuasaan yang dipegang oleh bangsa Indonesia.
Pergerakan nasional merupakan bagian dari sejarah Indonesia yang meliputi kurun waktu sekitar 40 tahun, yakni dimulai dengan berdirinya organisasi pergerakan Budi Utomo  sebagai organisasi pertama. Pergerakan nasional merupakan suatu fenomena history yaitu hasil dari perkembangan faktor-faktor ekonomi, sosial, politik, kultural, dan religious. Dari faktor-faktor tersebut maka akan terjalin suatu interelasi atau saling berkaitan.
Latar belakang terbentuknya nasional Indonesia tidak terlepas dari adanya faktor-faktor yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.
Adapun faktor-faktor lahirnya pergerakan nasional Indonesia sebagai berikut:
A.    Faktor intern
Faktor intern menunjukkan adanya persamaan perasaan karena adanya tekanan-tekanan kolonial sehingga menciptakan perasaan senang-tidak senang, setia-melawan, setuju-tidak setuju, dan lain sebagainya. Beberapa contoh dari faktor internal yang mendorong Nasionalisme di Indonesia sebagai berikut :

1.      Dengan adanya penjajahan meliputi seluruh nusantara yang telah menjadi suatu kesatuan politik hukum pemerintah dan berada dibawah kekuasaan kolonial belanda. Dengan adanya hal tersebut berdampak pada kehidupan masyarakat Indonesiayang mengalami penderitaan dan kesengasaraan. Sehingga masyarakat Indonesia memiliki tekat yang kuat untuk segera menentang adanya penjajah.
2.      Munculnya kelompok intelektual dengan pengetahuan yang lebih sebagai dampak dari sistem pendidikan barat. Kelompok intelektual ini mampu mempelajari berbagai konsep negara barat untuk dijadikan suatu ideologi dan dasar pergerakan dalam melawan kolonialisme barat. Sehingga orang yang memiliki intelektual lebih ini menjadi pemimpin pergerakan nasional.
3.      Tokoh pergerakan nasional yang mampu memanfaatkan kenangan kejayaan masa lalu seperti adanya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit berguna untuk dijadikan motivasi dalam pergerakan dan peningkatan rasa percaya diri masyarakat dalam berjuang menghadapi kolonialisme Belanda.

B.     Faktor eksternal
Adapun yang kedua adalah faktor eksternal berupa faham-faham Nasionalisme yang membuahkan Nasionalisme itu sendri. Beberapa contoh dari faktor eksternal yang mendorong Nasionalisme di Indonesia sebagai berikut :
1.      Adanya All Indian National Congress 1885 dan Gandhiisme di India.
2.      Adanya kemenangan Jepang atas kekalahan Rusia tahun 1905 yang menyadarkan dan membangkitkan bangsa-bangsa Asia untuk melawan bangsa-bangsa barat.
3.      Munculnya paham-paham baru yang tumbuh di Eropa dan Amerika yang masuk ke Indonesia, seperti liberalism, demokrasi, nasionalisme, sosialisme, pan islamisme, dan komunisme, yang semuanya mempercepat lahirnya Nasionalisme Indonesia dan bercampur dengan paham yang lainnya.
4.      Adanya gerakan turki muda tahun 1908 di Turki.
Faktor-faktor eksternal maupun internal itu tidak akan banyak berpengaruh jika sekiranya kaum intelektualisme tidak muncul dalam panggung organisasi politik dan organisasi pergerakan nasional. Sebagai elit baru kaum intelektual ini tentu saja menghendaki masyarakat yang bebas dari pengawasan kolonial, yang dengan sadar ingin mengubah kedudukan bangsanya. Jadi yang ada pada para pemimpin itu adalah national souls yang mendasari tindakan-tindakan mereka selanjutnya.
Merekalah yang mula-mula memiliki kesadaran adanya diskriminasi kehidupan bangsa dan berusaha mencarikan jawabannya. Itulah latar belakang munculnya Nasionalisme Indonesia meskipun banyak mengadopsi nilai dan pengertian dari luar, tetapi Nasionalisme Indonesia tetap memiliki spesifikasi tersendiri. Dalam periode awal, gerakan Nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya melalui pembentukan organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam, Indische Partij, PNI, PKI, Perhimpunan Indonesia, Taman Siswa, INS Kayu Tanam, NU dan Muhammadiyah serta organisasi kepemudaan, organisasi kepanduan, organisasi wanita dan organisasi keagamaan lainnya selain NU dan Muhammadiyah.


1.3  Oganisasi-Organisasi Bentukan Pergerakan Nasionalisme 1908-1918

Latar belakang terbentuknya Nasionalisme Indonesia yang banyak mengadopsi nilai dan pengertian dari luar tetapi Nasionalisme Indonesia tetap memiliki spesifikasi tersendiri. Dalam periode awal, gerakan Nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya melalui pembentukan organisasi seperti Budi Utomo, Sarekat Dagang Indoesia, Sarekat Islam, Indishe Partij, PNI, PKI, Perhimpunan Indonesia, Taman Siswa, INS, Kayu Tanam, NU dan Muhammadiyah serta organisasi kepemudaan organisasi kepanduan, organisasi wanita dan organisasi keagamaan lainnya selain NU dan Muhammadiyah. 

Pelopor pergerakan

A.    Budi Utomo
Bulan Mei sampai Oktober 1908, Budi Utomo yang merupakan oganisasi pertama yag dilakukan oleh para pelajar dengan para pelajar STOVIA. Dengan tujuan untuk kemajuan bagi Hindia, dimana jangkauan geraknya yang terbatas pada penduduk pulau Jawa dan pulau Madura dan lambat laun meluas untuk penduduk Hindia Belanda seluruhnya enggan tidak memerhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin. Serta agama. Sampai menjelang kongres pertama yang memiliki 8 cabang Budi Utomo  yaitu di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya II, Magelang, Surabaya, dan Prolinggo.
            Tanpa adanya sebuah pengalaman dalam keorganisasian, Budi Utomo merupakan wadah dari unsur radikal dan bercorak politik. Setelah adanya perbedaan yang panjang mengeni corak Budi Utomo, pengurus besar memutuskan untuk membatasi jngkauan gerak kepada penduduk Jawa dan Madura dan tidak akan dilibatkan dalam kegiatan politik. Namun diperbolehkan memilih kegiatan dibidang pendidikan dan budaya dengan dominasi pendukungnya ialah golongan priyayi rendahan. Budi Utomo cenderung untuk memajukan pendidikan bagi golongan priyayi dari pada penduduk pribumi.
Selanjutnya Budi Utomo dijadikan sebagai badan hukum yang diharakan organisasi akan melancarkan aktivitasnya secara luas. Akan tetapi hal tersebut terkendala dengan adanya masalah keuangan. Dan juga bupati telah mendirikan sekolah sendiri. Namun pada akhirnya Budi Utomo menperoleh cabang di 40 tempat dengaan jumlah anggota kurang lebih 10.000 orang.
Perkembangn Budi Utomo tidak lagi pesat. Hasil-hasil yang dicapai oleh ketua beketurunan paku alam itu ialah perbaikam pengajaran di daerah kesultanan. Budi Utomo mendirikan organisasi dana belajar darmowoeo. Akan tetapi hasil yag diperoleh tidak begitu besar. Hal itu berakibat munculnya orgaisasi nasional lainnya yaitu Sarekat Islam dan Indische Partij. Kedua partai tersebut menarik unsur-unsur yang tidak puas dan dari luar pihak Budi Utomo.
Tahun 1914 muncul adanya sebuah usaha untuk mengembalikan kekuatan dari Budi Utomo. Tahun 1916-1917 merupakan tanda dimana keberhasilan Budi Utomo amat terlihat, undang-undang wajib militer digagalkan namun sebaliknya undang-undang pembentukan volksraad disahkan pada bulan desember 1916. Budi Utomo segera mendirikan sebuah komite nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad, tetapi komite tersebut tidak dapat berjalan sebagimana mestinya dan akhirnya dibubarkan.
Adanya berbagai aktivitas yang dilakukan oleh Budi Utomo memberi kesan yang baik bahwa Budi Utomo merupakan organisasi satu-satunya yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.di dalam sidang volksraad wakil dari Budi Utomo masih tetap berhati-hati dalam melancarkan kritiknya terhadap kebijakan politik pemerintah. Masyarakat pribumi yang lebih radikal dan juga meruakan anggota dari kaum sosialis Belanda di dala volksraad melakukan kritik terhadap pemerintah. Tentang adanya krisis di bulan desember 1918 di negeri belanda. Mereka menuntut perubahan bagi voklsraad dan kebijakan politik negeri belanda umumnya sampai akhirnya dibentuk sebuah komisi pada tahun 1919.

B.     Sarekat Islam

Sarekat Isalam berdiri 3 tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yaitu pada tahun 1911. Yang secara kebetulan juga didirikan perkumpulan Sarekat Islam di Solo. Latar belakang berdirinya organisasi ini ialah ekonomi perkumpulan bentuk perlawanan terhadap pedagang antara penyalur oleh orang Cina.
Para pendiri Sarekat Islam mendirikan organisasi ini tidak semata-mata untuk mengadakan perlawanan terhadap orang-orang Cina, namun untuk membuat front melawan semua penghinaan terdadap bumu putra. Yang juga merupkan bentuk reaksi terhadap rencana krestenings-polotiek ( politik pengkristenan ) dari kamu zending, perlawanan terhadap kecurangan- kecurangan dan penindasan dari pihak ambtenar-ambtenar bum putra dan Eropa.
Tujuan utama dari Sarekat Islam ditujukan terhadap setiap bentuk penindasan-penindasan dan kesombongan rasial. Sarekat Islam berhasil memasuki lapisan bawah masyarakat yaitu lapisan yang sejak berabad-abad hampir tidak mmengalami perubahan dan yang paling banyak menderita.
Anggapan dasar Sarekat Islam yang berisi mengenai: mengembangkan jiwa dagang, memberi bantuan kepada kepada anggota yang menderita kesukaran, memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumiputra, menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang agama islam, maka Sarekat Islam terang tidak berisikan politik. Aan tetapi dari seluruh aksi perkumpulan tersebut dapat dilihat bahwa Sarekat Islam tidak lain melaksanakan suatu tujuan ketatanegaraan. Sarekat Islam untuk sementara tidak boleh berupa organisasi yang mempunyai pengurus besar dan hanya diperboleh berdiri secara lokal.
Berbeda dengan partai lainnya, kecepatan tumbuhnya Sarekat Islam bgaikan meteor, sehingga Sarekat Islam merupakan organisasi masa yang pertama di indonesia, yang antara tahun 1917-1920 sangat terasa pengaruhnya dalam politik Indnesia.



C.    INDISCHE PARTIJ

Perkembangan gagasan yang menandai adanya kebangkitan kesadaran nasional dam kebangkitan revousioner bersifat kerakyatan yang berjiwa Islam, maka sebagai fase ketiga di dalam perkembangan sejarah pergerakan nasional pada awal pertumbuhannya lahirlah konsepsi yang bercorak politik seratus persen dan program nasional yang meliputi pengertian Nasinalisme Modern.
Organisasi pendukung gagasan revolusioner nasional ialah Indische Partij yang didirikan pada tanggal 25 desember 1912. Menurut Suryaningrat ia tidak mengenal supremasi indo atas penduduk bumi putra, malah ia menghendaki hilangnya golongan indo dengan jalan peleburan ke dalam masyarakat bumiputa. Melalui karangan-karangan di dalam het tijdschrift kemudian dilanjutkan didalam de express, propaganda yang meliputi: pelaksanaan suatu program “Hindia” untuk stiap gerakan politik yang sehat dengan tujuan menghapuskan perhubungan kolonial; menyadarkan golongan Indo dan penduduk bumi putra, bahwa masa depan mereka terancam oleh bahaya yang sama, yaitu bahaya ekspoitasi kolonial.
Alat untuk melancarkan aksi-aksi perlawanan dengan membentuk suatu Partij: Indische Partij. Untuk persiapan pendirian Indische Partij Douwes Dekker mengadakan perjalanan propaganda di pulau Jawa dan dimulai pada tanggal 15 september dan berakhir tanggal 3 oktober 1912. Dalam perjalanan ia bertemu dengan Dokter Tjipto Mangunkusumo dan segera melakukan pertukaran mengenai soal-soal yang bertalian dengan pembinaan partai yangbercorak nasional.
Setelah permusyratan wakil-wakil Indische Partij daerah Bandung pada tanggal 25 desember 1912 tersusunlah anggaran dasar Indische Partij. Program revolusioner yang bersifat nasional yang dapat di ketahui dari  pasal anggaran.
Tujuan Indische Partij ialah untuk membangunkan patriotisme semua inders terhadap tanah air, yang telah memberi lapangan hidup kepada mereka, agar mereka mendapat dorongan untuk bekerja sama atas dasa persamaan ketatanegaraan untuk memajukan tanah air dan untuk mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah:
a.       Mmelihara nasionalisme Hindia dengan meresapkan cita-cita kesatuan kebangsaan semua” indiers”;meluaskan pengetahuan umum tentang sejarah budaya “Hindia” ;mengasosiasikan intelek secara bertingkat kedalam suku dan inter/ suku yang masih hidup berdampingan pada masa ini; menghidupkan kesadaran diri dan kepercayaa kepada diri sendiri ;
b.      Memberantas rasa kesombongan rasial dan keistimewaan ras dalam bidang ketatanegaraan maupun bidang kemasyrakatan;
c.       Memberantas usaha-usaha untuk membangkitkan kebencian agama dan sektarisme yang dapat mengakibatkan indier asing atau sama lain, sehingga dapat memupuk kerja sama atas dasar nasional;
d.      Memperkuat daya tahan rakyat hindia dengan memperkembangkan individu kearah aktivitas yang lebih besar secara teknis dan memperkuat kekuatan batin dalam soal kesulitan;
e.       Berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia;
f.       Memperkuat daya rakyat Hindia untuk dapat mempertahankan tanah air dari serangan asing;
g.      Mengadakan unifikasi, perluasan, pendalaman dan menghindiakan pengajaran, yang didalam semua hal harus disetujukan kepada kepentingan ekonomi Hindia, dimana tidak diperbolehkan adanya perbedaan perlakuan karna ras,seks, atau kasta dan harus dilaksanakan sampai tingkat yang setinggi-tingginyayang dapat dicapai;
h.      Memperbesar pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan;
i.        Memperbaiki keadaan ekonomi bangsa hindia, terutama dengan memperkuat mereka yang ekonominya lemah.
Indische Partij berdiri diatas dasar Nasionalisme yang luas menuju kemerdekaan Indonesia. Paham ini dikenal dengan Indisch Nationalime yang kemudian melalui perhimpunan Indonesia dan PNI menjadi Indonesisch Nationalisme atau Nasionalisme Indonesia.
Berbeda dengan sikap yang hati-hati terhadap Budi Utomo dan Sarekat Islam, pemerintah Hindi Belanda bersikap tegas terhadap Indische Partij. Pada tanggal 11 Maret 1913 merupakan peringatan bagi Indische Partij dan juga partai-partai lainnya, bahwa kemerdekaan itu tidak dapat diterima sebagai hadiah dari pemerintah kolonial. Pada bulan Agustus 1913 Douwes Dekker, Dr. Tjipto Mangun Kusumo dan Suwardi Suryaningrat dijatuhi hukuman buangan dan mereka memilih negeri Belanda. Kepergian ketiga pemimpin tersebut membawa pengaruh terhadap kegiatan Indiche Partij yang makin lama makin menurun. Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde. Kembalinya Douwes Dekker dari negeri Belanda tahun 1918 tidak berati apa-apa, Partai Insulinde pada bulan Juni 1919 berganti nama menjadi Nasional Indische Partij (NIP).
2.4 Perkembangan yang diperoleh setelah terbentuknya Nasionalisme tahun 1908-1918

            Dalam pekembangannya dimasa pergerakan nasional banyak organisasi-organisasi bentukan oleh  golongankaum intelektual. Yang menggunakan berbagai paham ideologi  selain Nasionalisme. Membicarakan tentang lahirnya nasionalisme tidak akan terlepas dari keadaan masyarakatnya yang sangat memperihatinkan pada masa tanam paksa. Rakyat Indonesia yang sangat terbelakang pasa saat itu sehingga mereka hanya dipekerjakan untuk kepentingan kolonial pendidikan kesehatan dan kesejahteraan tidak menjadi perhatian utama bagi pemerintah kolonial Belanda.Situasi dan keadaan tersebut tetap berlangsung sangat lama, namun masyarakat Indonesia yang dipekerjsakan secara paksa tidak mendapat upah atau balasan yang setimpal.
            Sesungguhnya semangat untuk membebaskan diri dari penjajahan telah ada dalam jiwa-jiwa rakyat Indonesia. Sayangnya pada masa itu belum ada wadah dan pergeraknya yang teroganisir. Baru setelah masuk ke abad XX, politik etis berimplikasi positif bagi bangsa Indonesia out put dari pendidikan yang menjadi salah satu program dari politik etis sendiri menghasilkan cara cendikiawan yang peduli akan nasib bangsanya. Mereka mendirikan berbagai organisasi pergerakan, seperti Budi Utomo, Indische Partij, Sarekat Islam dan Gerakan emansipasi wanita dan organisasi lainnya. Ada 3 macam pemikiran tentang Nasionalisme di Indonesia yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan yakni paham ke Islaman, Marxisme dan Nasionalisme.
            Sebagai organisasi pergerakan yang pertama yaitu Budi Utomo. Budi Utomo adalah organisasi pergerakan modern yang pertama di Indonesia dengan memiliki struktur organisasi pengurus tetap, anggota, tujuan dan juga rencana kerja dengan aturan-aturan tertentu yang telah ditetapkan. Budi Utomo didirikan oleh mahasiswa STOVIA dengan pelopor pendiri Wahidin Sudirohusodo dan Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang bertujuan untuk memajukan Bangsa Indonesia, meningkatkan martabat bangsa dan membangkitkan Kesadaran Nasional melalui internalisasi ideologi Nasionalisme.
Memahami Nasionalisme pada pergerakan nasional tidak terlepas dari penggunaan ideologi ini dalam pidato-pidato organisasi-organisasi seperti SI, PNI, Perhimpunan Indonesia, dan PKI yang membangkitkan dan menggerakan semangat anggota partai. Sehingga Nasionalisme selalu digunakan untuk meningkatkan perjuangan menghadapi Belanda menginginkan kemandirian dalam bidang politik terutama strategi menghadapi Belanda yang dimasa Gubernur Jenderal De Jonge mengeluarkan kebijakan seperti Exorbitante Rechten, Toeziq Ordonantie, dan Wilde Schoolen Ordonantie dalam hal membatasi ruang gerak pemimpin nasionalis, para golongan nasionalis sepakat membentuk Front Nasional menyiapkan Indonesia berparlemen sebelum akhirnya Belanda membentuk Komisi Visman.
Dalam konteks abad ke-20, ciri khas Nasionalisme yang sesungguhnya adalah bahwa Negara dianggap sebagai satuan politik yang sangat dibutuhkan bagi zaman modern. Lebih lanjutnya, bahwa rasa identitas etnis dan nasional yang komunal membantu menjamin kestabilan negara-bangsa yang ada saat sudah terbentuk dan menjadi kriteria utama dalam memutuskan apakah klaim klaim bagi negara yang otonom harus diakui oleh komunitas internasional. Namun ideologi liberalisme yang konsisten menolak kedaulatan negara yang menjadi milik suatu bangsa berdasarkan identitas etnis dengan menempatkannya dalam masyarakat sipil yang terbentuk.
Jadi setiap hak manusia sepenuhnya sesuai dengan hak hak kelompok etnis atau bangsa lain yang tinggal dalam suatu negara, serta dengan warga negara negara-bangsa lain memperlihatkan dasar kemanusiaan bersama. Nasionalisme harus berlaku sebagai kekuatan yang diabadikan pada pembebasan masyarakat dan individu dari semua bentuk tirani, bukan sekedar “rumah” bagi kebebasan bangsa daris serangan bangsa asing, pendudukan atau penjajahan oleh negara lain, melainkan juga pembebasan bangsa bangsa lain dari kejahatan yang sama. Nasionalisme harus menyeimbangkan rasa identitas nasional dengan menghormati hak hak semua warga negara apapun etnisitasnya, dan semua manusia apapun tanah airnya , terutama tatkala modernitas merasionalisasi rasa ketertekanan sosial ekonomi.
Para pemikir  melakukan terobosan untuk memperjuangkan nasib bangsa Indonesia bebas dari cengkraman Belanda. Mereka berjuang di organisasi dengan pemikiran-pemikiran yang dapat membangkitkan semangat Nasionalisme. Perjuangan mereka di organisasi pergerakan nasional mengalami jatuh bangun tertangkap oleh intelijen dan satuan organisasinya ke penjara sampai mereka sepakat membentuk GAPI menampung aspirasi dari berbagai ideologi selain nasionalisme menuntut Indonesia Berparlemen hasilnya adalah semangat nasionalisme masih tertinggal di hati para pemimpin pergerakan dan penduduk pribumi sebab Nasionalisme Indonesia di masa pergerakan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar