MASUKNYA PAHAM KOMUNIS DAN PERKEMBANGANNYA
DI CHINA
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paham atau ideologi Komunis
merupakan suatu ajaran politik yg menganut Karl
Marx dan Fredrich Engels, yg
hendak menghapuskan hak milik perseorangan dan menggantikannya dengan hak milik
bersama yg dikontrol oleh Negara. Seperti yang kita ketahui, di dunia ini terdapat beberapa
ideologi yang mendominasi. Seperti ideologi liberalis, sosialis, dan komunis.
Pada awal abad ke 19, ideologi liberal dan komunis sangat
memilki pengaruh pada dunia. Dimana diantara kedua ideologi tersebut saling
mempengaruhi untuk mendapatkan simpati atau pengikutnya. Antara liberalis dan
komunis sangat bertolak belakang dari segi sendi-sendi ajaran masing-masing. Karakter
liberalis sangat menghargai kebebasan individu, sedangkan komunis mempunyai sistem
yang bercirikan sentralistik.
Pada masa sekitar abad ke 19 kedua ideologi ini (liberal
& komunis) di pakai atau dianut oleh dua negara adidaya yaitu Amerika
memakai ideologi liberalis dan Rusia memakai ideologi komunis. Kedua negara ini
sangat gencar mempengaruhi negara-negara berkembang untuk mengikuti paham
mereka.Rusia sendiri melakukan pengaruhnya di sekitar eropa bagian timur hingga
ke tiongkok atau sekarang disebut Republik Rakyat China. China pada saat itu
masih dipimpin oleh kekaisaran dinasti Chiing
yang pemerintahannya di kuasai oleh kepentingan orang asing.
Melihat keadaan seperti itu, para kaum nasionalis tidak
senang dan marah, lalu terjadilah pemberontakan dan dinasti Chiing berhasil ditumbangkan oleh kaum
nasionalis China. Akan tetapi setelah perebutan kekuasaan oleh kaum nasionalis
berhasil, malah tejadi kekacauan sendiri oleh para kaum nasionalis. Dan pada
saat terjadi kekacauan itu pengaruh komunis mulai masuk ke China.
Proses doktrinisasi komunis ke negeri China boleh dikatakan
berjalan cukup cepat dan lancar. Pada awal proses masuknya komunisme di China
dipelopori oleh tiga belas orang yang berkongres membentuk komunisme di China.
Namun setelah itu mereka terpecah akibat dari perlawanan dan perbedaan pendapat
dari masing-masing. Tinggalah Mao Zedong sendiri yang masih mempelajari dan
mendalami ideologi tersebut.
Peran Mao Zedong dalam menumbuhkan dan mengembangkan
ideologi komunis di Tiongkok sangat mempengaruhi berdirinya Partai Komunis
China (PKC). Dan ia pula lah yang membawa China menuju gerbang kemerdekaan. Mao
membangun ideologi komunisme dengan ide-ide dan gagasan-gagasanya yang dicoba
di aktualisasikan ke dalam sendi-sendi politik dan sosial pada masyarakat
China. Antara lain ajaran dia yaitu mengenai kontadiksi, lompatan jauh kedepan,
dan revolusi kebudayaan.
Dari penjelasan di atas, maka dalam makalah ini penulis
menyajikan penjelasan-penjelasan yang kredibel mengenai pengertian Paham
Komunis sampai dengan awal datang dan berkembangnya paham Komunis di China.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami akan membahas mengenai beberapa hal
yang terangkum dalam rumusan masalah berikut ini :
1)
Apa pengertian dari paham komunis?
2)
Apa yang melatarbelakangi munculnya
paham Komunis di Cina?
3)
Bagaimana proses masuk dan berkembangnya
paham komunis di Cina?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan
masalah di atas, maka tujuan perumusan makalah ini antara lain sebagai berikut
:
1)
Untuk mengetahui pengertian
dari paham komunis;
2)
Untuk mengetahui latarbelakang masuknya paham komunis
di Cina;
3)
Untuk mengetahui proses masuk dan
berkembangnya paham komunis di Cina.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan
penulisan makalah yang sudah dipaparkan di atas, maka manfaat penulisan makalah
ini antara lain sebagai berikut:
1)
Untuk menambah wawasan baru bagi para pembaca mengenai
paham komunis;
2) Untuk
berbagi informasi mengenai proses awal masuk dan berkembangnya paham komunis di
Cina;
3) Sebagai tambahan
atau perbandingan referensi bagi mahasiswa yang sedang mendalami tentang paham
komunis;
4)
Sebagai tugas dari matakuliah Sejarah
Asia Timur I kelas B, FKIP Sejarah Universitas Jember.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Paham
Komunis
Paham atau ideologi Komunis merupakan suatu ajaran politik
yg menganut Karl Marx dan Fredrich Engels, yg hendak menghapuskan
hak milik perseorangan dan menggantikannya dengan hak milik bersama yg
dikontrol oleh Negara. Ideologi
komunis atau komunisme merupakan perlawanan besar pertama dalam abad ke-20
terhadap sistem ekonomi yang kapitalalis dan liberal. Komunisme adalah sebuah
paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi (tanah,
tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur,
masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Komunisme ditandai dengan
prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekomomi dan sekularisme yang radikal
tatkala agama digantikan dengan ideologi komunis yang bersifat doktriner. Jadi,
menurut ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada
kehendak partai, negara dan bangsa (kolektivisme).
Penganut paham ini berasal dari Manifest der
Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah
analisis pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah
dan masa kini) dan ekonomi
kesejahteraan
yang kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam
dunia politik. Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap
paham kapitalisme di awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan
ekonomi. Akan
tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksiinternal dalam komunisme antara penganut
komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan
cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat
sosialis untuk
menuju dengan apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.
Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan komunis
internasional.
Komunisme atau Marxisme adalah ideologi dasar yang umumnya
digunakan oleh partai komunis di seluruh dunia. sedangkan komunis
internasional merupakan racikan ideologi ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut "Marxisme-Leninisme". Komunisme
sebagai anti-kapitalisme menggunakan sistem partai komunis sebagai alat pengambil alihan kekuasaan dan sangat
menentang kepemilikan akumulasi modal pada individu. Pada prinsipnya semua
adalah direpresentasikan sebagai milik rakyat dan oleh karena itu, seluruh
alat-alat produksi harus dikuasai oleh negara guna kemakmuran rakyat secara
merata.
Komunisme
memperkenalkan penggunaan sistem demokrasi keterwakilan yang dilakukan oleh
elit-elit partai komunis oleh karena itu sangat membatasi langsung demokrasi pada rakyat yang bukan merupakan anggota partai komunis
karenanya dalam paham komunisme tidak dikenal hak perorangan sebagaimana
terdapat pada paham liberalisme.
Secara umum komunisme berlandasan pada teori Materialisme Dialektika dan Materialisme
Historis oleh
karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, takhayul dan agama dengan demikian
tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya, dengan prinsip bahwa "agama
dianggap candu" yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya
dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata (kebenaran materi). Adapun
ciri-ciri dari paham Komunis antar lain:
1)
Ajaran
komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak mengimani Allah. Orang komunis
menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir Tuhan tidak ada. Akan tetapi,
kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada. Maka, keberadaan Tuhan terserah
kepada manusia.
2)
Sifatnya
yang kurang menghargai manusia sebagai individu. terbukti dari ajarannya yang
tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
3)
Komunisme
mengajarkan teori perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan
tuan tanah dan kapitalis.
4)
Salah
satu doktrin komunis adalah the permanent
atau continuous revolution (revolusi terus-menerus). Revolusi itu menjalar
ke seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go international.
5)
Komunisme
memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis
tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator
proletariat yang bertugas membersihkan
kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah yang bertentangan dengan
demokrasi
6)
Dalam
dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai
komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan Partai
Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara bersangkutan.
Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu pada
dasarnya tidak menghormati HAM.
7)
Perubahan
atas sistem kapitalisme harus dicapai dengan cara-cara revolusi, dan pemerintah
oleh diktator proletariat sangat diperlukann pada masa transisi.
8)
Pada
masa transisi, dengan bantuan negara di bawah diktator proletariat, seluruh hak
milik pribadi dihapuskan dan diambil alih serta selanjutnya berada di bawah
kontrol negara.
9)
Negara
dan hukum akan lenyap karena tidak lagi diperlukan.
2.1.2 Kebaikan dan keburukan dari Ideologi Komunisme
Kebaikan dari ideologi komunisme menganggap semua orang itu
sama, sehingga dalam ajarannya komunisme memprogramkan tercapainya masyarakat
yang makmur dan masyarakat komunis tanpa kelas dan juga mengajarkan teori
perjuangan (pertentangan) kelas, misalnya proletariat melawan tuan tanah dan
kapitalis.
Karena ajarannya itu, banyak rakyat jelata yang miskin
sangat tertarik untuk menganut ideologi komunisme tersebut.Hal itu bukan
disebabkan karena propaganda ajarannya saja, tetapi juga karena
tindakan-tindakan nyata untuk mencukupi kebutuhan material mereka. Contohnya
RRC.
Republik Rakyat Cina berjumlah lebih dari 1,1 milyar. Kita
tidak pernah dengar kelaparan dan ketelanjangan di Cina. Karena komunisme
disana mampu memenuhi janji memakmurkan rakyat, komunisme di Cina laku. Namun,
supaya tetap laku, komunisme Cina mengalami liberalisasi. Secara fisik dapat
mencermati busana pemimpin RRC sekarang, bukan jas tutup lagi seperti Mao Zedong dan Chou En Lai, melainkan jas buka seperti Bill Clinton atau Antony
Blair.
Dalam bidang ajaran, RRC juga mengadakan lilberalisasi,
seperti merebaknya kebebasan beragama dan beribadah.Jadi komunisme asli tidak
ada lagi. Keburukan dari ideologi komunisme bersifat atheis (tidak mengimani Tuhan dan tidak mengangap Tuhan itu ada),
kurang menghargai manusia sebagai individu, tidak menghormati HAM, dan lain-lai.
2.2 Latar Belakang masuknya
Komunisme di Cina
Komunisme lahir pada awal abad ke-19
sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidak-adilan kepada kaum buruh dan pekerja
yang hanya dijadikan robot produksi industri akibat kapitalisme. Kapitalisme
dipandang hanya mementingkan kepentingan pemilik modal atau kaum borjuis dan
mengesampingkan kesejahteraan para pekerja atau kaum proletar.
Karl Marx dan Friedrich
Engels menulis Manifest der
Kommunistischen pada tahun 1848 yang berisikan teori komunisme sebagai
sebuah analisis pendekatan terhadap perjuangan kelas dan ekonomi kesejahteraan.
Komunisme sering dikaitkan dengan Marxisme. Tujuan dari faham komunisme ini
adalah untuk menuju masyarakat yang sosialis atau masyarakat utopia.
Komunisme menggunakan sistem sosialisme yang
membatasi kepemilikan modal oleh individu. Semuanya harus dikuasai negara
dengan alibi seluruhnya adalah milik rakyat dan untuk kepentingan rakyat secara
merata. Komunisme disebut-sebut muncul dari pemikiran Vladimir Lenin. Pada
tahun 1916, Lenin menganalisa dasar pemikiran imperialisme yang menjadikan
dunia terbagi dalam kelas-kelas (kaya dan miskin, borjuis dan proletar) serta
timbul eksploitasi terhadap pekerja oleh kaum pemilik modal demi keuntungan
pribadi. Komunisme merupakan faham yang digunakan oleh parta-partai komunis di
seluruh dunia.
Gerakan revolusi di Rusia merupakan
buah dari pemikiran Lenin mengenai
strategi untuk negara-negara terbelakang. Vladimir
Lenin merupakan pimpinan dari kelompok Bolshevik
yang merupakan golongan radikal dari partai Buruh Sosial Demokrat di Rusia.
Mereka mendirikan Partai Komunis Rusia pada tahun 1912. Ia dan pengikutnya
menginginkan perubahan yang revolusioner di Rusia dan semuanya harus dipimpin
oleh pusat. Ia mengundang seluruh kaum revolusioner di Rusia pada waktu itu
untuk mempengaruhi dan mengajak para buruh dan pekerja untuk ikut dalam proses
revolusi keluar dari kapitalisme. Ini merupakan hal yang tidak mudah untuk
menggalang masa karena rezim kepemimpinan Tsar Nikolai II pada masa itu
merupakan rezim yang kuat dan ia menolak demokratisasi di Rusia.
Di bidang ekonomi industri saat itu
sangat maju tetapi semua dibawah kekuasaan kaisar. Di negara-negara Eropa Barat
terjadi revolusi borjuis dimana aturan-aturan monarki disubtitusi dengan aturan
baru dari parlemen yang terpilih. Pertumbuhan ekonomi dan politik semakin
meningkat dan para borjuis menjadi semankin berkuasa di Eropa. Tetapi hal
tersebut tidak terjadi di Rusia, para borjuis Rusia lemah dalam ekonomi dan
masih takut untuk bekerjasama dengan buruh dan pekerja. Dalam proses revolusi
ini, Lenin menginginkan adanya
keterlibatan seluruh pekerja dan petani untuk bersatu dalam menggulingkan Tsar
dan melawan para petani kaya.
Ia kemudian menerapkan sistem
perwakilan pekerja dan petani yang dipilih sendiri oleh mereka. Sistem ini
mulai diterapkan pada tahun 1917 sebagai penanda revolusi Rusia atau Revolusi Bolshevik.
Menurut kaum Bolshevik, revolusi ini
akan berhasil apabila para petani dan buruh penggarap lahan mengambil alih
kontrol atau kepemilikan tanah dari para tuan tanah yang berkuasa. Lenin
menganggap bahwa selama ini para petani miskin tidak sadar telah diperdaya,
maka dari itu mereka perlu untuk mendukung revolusi ini agar nasib cepat
berubah. Mereka dapat menggunakan
kekuasaan politik sebagai alat untuk mengambil alih kontrol tanah tersebut. Revolusi
Bolshevik di Rusia pada tahun 1917 merupakan penanda diterapkannya komunisme
sebagai sebuah ideologi.
“Sesuatu
telah berubah seperti kita yang dulu kita katakan. Pelajaran yang di dapat dari
revolusi telah menegaskan kebenaran penjelasan atau argumen-argumen kita. Pertama,
dengan kaum tani melawan monarki, melawan tuan-tuan tanah, melawan pemikiran
abad pertengahan atau mediavalism (dan untuk meningkatkan revolusi terhadap
sisa-sisa borjuasi, demokratik borjuis). Kemudian bersama dengan kaum petani
miskin, semi-proletariat, dan semua yang tereksploitasi, melawan kapitalisme,
termasuk orang-orang kaya pedesaan, para tengkulak, lintah-darat, dan semuanya
itu meningkatkan revolusi ke tahapan sosialis. Jika kita berusaha mendirikan
sebuah “tembok cina” antara tahap pertama dan kedua, untuk memisahkan keduanya
(tahap satu dan dua) dengan alasan selain tingkatan kesiapan proletariat dan
tingkatan persatuan atau kesatuan dengan para petani, berarti sangat
mendistorsi Marxisme, menjadikannya vulgar, memindahkan liberalisme ke
tempatnya semula.” (Lenin:1918).
Komunisme di Cina berawal dari
proyek Uni soviet untuk meyebarkan faham dan pengaruhnya ke negara-negara
satelit disekitarnya. Revolusi Bolshevik ini kemudian seperti terulang kembali
pada perang saudara yang terjadi di Tiongkok pada tahun 1949.
Awalnya, Soviet mendirikan Komunis
Internasional di Shanghai. Dan pada tahun 1921, Partai Komunis Cina berdiri di
negeri Tiongkok ini. Di Cina pada masa itu terdapat dua partai besar yaitu
Partai Komunis Cina (PKC) yang dipimpin oleh Mao Zedong dan Partai Nasionalis Cina (PNC) atau Kuomintang yang dipimpin oleh Chiang Kai Shek. Partai Nasionalis Cina
merupakan partai yang pendiri-pendirinya adalah orang-orang revolusioner Cina
pertama yang ingin mendirikan Negara Republik Nasional Cina. Mereka menganut
paham nasionalis. Sedangkan Partai Komunis Cina adalah partai yang
dilatarbelakangi oleh revolusi Bolshevik. PKC menganut paham komunisme. Para
intelektual Cina sangat tertarik pada keberhasilan revolusi Bolshevik di Rusia,
maka dari itu mereka senang mempelajari buku-buku ajaran komunisme.
Pada awalnya kedua partai ini
berkoalisi pada tahun 1923 dan mereka sepakat untuk menyatukan Cina. Ini
merupakan strategi dari PKC karena mereka berfikir bahwa PNC adalah inti dari
revolusi nasional Cina. Selama itu PNC percaya bahwa apabila seluruh kekuasaan
masih di tangan PNC, maka komunis Rusia pasti bisa dimanfaatkan. Pada saat itu
PNC menguasai Cina Selatan dan mereka juga ingin menguasai Cina Utara sehingga
Cina dapat dipersatukan dalam Revolusi Nasional. Harapan tersebut mereka
wujudkan dengan melakukan operasi militer yang dipimpin oleh Chiang Kai Shek. Beberapa daerah di Cina
Utara berhasil dikuasai seperti Shanghai dan Nanjing. Setelah berhasil
menguasai beberapa wilayah di Cina Utara, Chiang
Kai Shek kemudian membantai beberapa kaum komunis yang dirasa mengancam.
Sebenarnya Chiang Kai Shek sudah
tidak menyukai kaum komunis sejak lama, ia sudah curiga dari awal saat terjadi
koalisi. Peristiwa pembantaian komunis oleh PNC ini disebut dengan “Teror
Putih”.
Mendengar hal tersebut, Stalin
mengirimkan telegram pada PKC untuk segera melakukan tindakan pengamanan
terhadap kaum komunis di Cina. Salah satu orang PKC yang ternyata nasionalis
mendengar hal tersebut kemudia ia menganggap bahwa Soviet sebenarnya ingin
menggagalkan revolusi nasional Cina dan menjadikannya negara Cina Komunis.
Kemudian beliau keluar dari PKC dan bergabung kembali dengan PNC setelah
memberitahukan hal ini pada Chiang Kai
Shek yang akhirnya memutuskan hubungan kerjasama antara PNC dan PKC. Stalin
menginstruksikan pada para petani untuk melanjutkan gerakan revolusioner
merebut paksa tanah-tanah milik para tuan tanah di Cina. Namun, Chiang Kai Shek segera mengerahkan
pasukannya untuk menangkap buruh-buruh yang membangkang serta menggeledah
rumah-rumah yang dicurigai sebagai pusat pemimpin gerakan pemogokan dan
sabotase. Lalu, Chiang Kai Shek menjadikan
Nanjing sebagai ibukota dan markas besar PNC. Kegagalan PKC ini membuat
pemimpinnya dihukum dan diangkatlah Mao
Zedong sebagai Sekjen PKC yang baru.
Mulai bersatunya Cina di bawah PNC
membuat Jepang khawatir dengan kedudukannya karena ia memiliki hak istimewa di
jalur kereta api Manchuria Selatan yang ternyata telah dibongkar. Dengan alasan
tersebut, kemudian Jepang menyerang pasukan Cina dan pada tahun 1932 mendirikan
negara boneka Manchuguo. PKC berharap
perang saudara dengan PNC berhenti dan mereka bisa bersatu melawan Jepang. Mao Zedong mengajak untuk memdirikan
front persatuan nasional Cina anti Jepang dan bertujuan untuk mendirikan
Republik Rakyat Cina agar dapat bersatu melawan Jepang.
Pada saat Perang Dunia kedua, Jepang di serang oleh Amerika Serikat dengan bom
atom yang dijatuhkan di kota Nagasaki dan Hiroshima. Kemudian, Uni
Soviet juga turut menyerang pasukan Jepang yang berada di Manchuria. Jepang
akhirnya menyerah dan berakhirlah perang dunia kedua. PNC dan PKC kemudian
saling berlomba menduduki posisi yang ditinggalkan oleh Jepang. PNC kemudia
meminta bantuan pada Amerika untuk mengirimkan pasukannya membantu PNC
menguasai daerah-daerah di Cina Utara dan Manchuria. Namun Uni Soviet dan PKC
telah menduduki Manchuria terlebih dahulu. Amerika yang tidak ingin berperang
dengan Soviet beralibi bahwa mereka hanya membantu melucuti senjata pasukan
Jepang dan memulangkan mereka. PNC yang merasa khawatir dengan tentara merah
PKC, kemudian berunding dengan Mao Zedong untuk mempertimbangkan koalisi
sebagai dasar kerjasama antara Nasionalis dengan Komunis. Tetapi kemudian PKC
menolak.
Amerika yang bermaksud membantu,
mengutus Jenderal George Marshall untuk menengahi permusuhan dan membuat
”Konferensi Nasional untuk Perundingan Politik” dengan wakil dari masing-masing
partai untuk menyusun sebuah Undang-Undang Dasar Demokratis. Namun, bentrokan
kembali terjadi di Manchuria antara tentara merah dengan tentara nasional. PKC
dengan tentara merahnya berhasil menguasai sebagian besar Manchuria dan
mengalahkan tentara nasional. Tidak tinggal diam, tentara nasional PNC pun
menyerang balik dan berhasil menduduki sebagian besar daerah kekuasaan PKC. PNC
kemudian mengadakan sidang Permusyawaratan Politik Nasional Cina dan
menghasilkan Undang-Undang Dasar serta memilih Chiang Kai Shek sebagai presiden.
Chiang Kai Shek mulai menepatkan pasukan terbaiknya di Manchuria sebagai
pusat industri. Di sisi lain, PKC tidak berdiam diri. Diam-diam mereka telah
mempersiapkan tentara Merah yang tangguh selama setengah tahun. Perlahan tetapi
pasti, Tentara Merah PKC menyerang kota-kota di Manchuria dan pada akhirnya
berhasil menduduki seluruh kota di Manchuria. PNC yang lambat laun kehabisan
tentara dan senjata kemudian berunding dengan PKC tetapi tidak dihiraukan.
Pemerintahan Nasionalis kemudian jatuh
dan mengungsi ke Taiwan. Setelah itu, PKC mulai sibuk membentuk Panitia
Persiapan Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat Cina yang kemudian bersidang
pada tanggal 21 sampai 30 September 1949. Dan pada tanggal 1 Oktober 1949
berdirilah Republik Rakyat Cina yang biasa kita sebut RRC. Hingga kini, kedua
kubu yang berada di daratan Cina dengan yang berada di Taiwan masih saling
berseteru.
Memang pada dasarnya, kedua kubu ini
sulit untuk disatukan karena memiliki perbedaan ideologi yang sangat tajam.
Meskipun masih menjadi bagian dari Republik Rakyat Cina (RRC), Taiwan sampai
sekarang masih terus berusaha memisahkan diri dan berusaha mendapatkan
pengakuan dari negara-negara lain. Dalam paham komunisme, menurut saya,
hanya ada dua kemungkinan yang dicapai melalui sistem sosialisnya. Menjadikan
rakyat kaya secara keseluruhan atau menjadikan rakyat miskin seluruhnya.
Untuk menjadikan rakyat kaya atau
berkecukupan secara merata, akan sangat rumit karena banyak faktor yang harus
dibagi dan diperhitungkan secara pas. Sehingga, akan lebih mudah, melalui
sistem ini negara menjadikan rakyat miskin secara merata.
2.3 Awal Masuk dan Perkembangan Paham Komunis
di Cina
2.3.1 Awal masuknya Paham Komunis di
Cina
Perang Dunia I ternyata meruntuhkan sistem monarchi
di Rusia. Czar Nicholas II diturunkan
dari tahtanya dan dibunuh oleh kaum komunis pada tahun 1917. Untuk selanjutnya,
Rusia menjadi Republik Sosialis (dikenal dengan sebutan Uni Soviet) dibawah
pimpinan Lenin.Pada tahun 1919 Voischinski mendirikan sekolah untuk mempelajari
komunisme di Shanghai.Pemerintah Uni Soviet mengirimkan Abram Adolf Joffe ke Beijing untuk mengadakan perundingan mengenai
daerah – daerah ekstrateritorialiet dan pelabuhan – pelabuhan yang pernah
dirampas Rusia dari Cina.
Uni Soviet menyatakan bahwa daerah – daerah itu
dikembalikan pada Cina. Joffe tidak mendapat sambutan yang hangat di Beijing,
sehingga akhirnya ia beralih kepada pemerintahan Guo Min Dang Selatan.
Pada pertengahan tahun 1918 seorang kepala
perpustakaan dari Universitas Beijing bernama Li Da Jao mendirikan perhimpunan penelitian Marxisme. Anggota –
anggota pertamanya seperti Mao Ze Dong ( seorang asisten Li Da Jao ), Qu Qiu
Bai,dan Zhang Guo Tao, dikemudian hari menjadi tokoh – tokoh penting bagi
partai Komunis Cina. Suatu peristiwa penting, yaitu berakhirnya Perang Dunia I
Republik Cina yang formilnya mejadi peserta dalam Perang Dunia I tersebut dan
berpihak kepada sekutu yang keluar sebagai pemenang, maka sudah sewajarnya
kalau pihak Cina mengharapkan suatu bagian dari keuntungan yang
diperolehnya.Pada awal tahun 1919 dilangsungkan konferensi Perdamaian di Paris.
Pada tanggal 4 Mei 1919 yang kemudian dikenal dengan gerakan 4Mei.
Karena kecewa terhada para sekutunya, Gerakan ini
diprakarsai oleh para mahasiswa yang mendapat sambutan hangat dari kaum
cendekiawan dan kaum pengusaha Cina pada umumnya.Sentimen anti Barat dan anti
Jepang itu berkembang menjadi anti imperialisme dan kolonialisme, sesuatu
suasana politik yang sesuai dengan pasangnya gelombang komunisme para mahasiswa
dan kaum cendekiawan yang pada ketika itu mencari jawaban mengenai perkembangan
masyarakat dunia itu, menjadi terbawa oleh dan penalaran dialektika
materialisme.
Dr. Sun Yat Sen menerima tawaran bantuan Joffe,
namun ia berpendapat bahwa paham komunis tidak dapat diterapkan di Cina dan
Joffe juga menyetujui pandangan ini, sebagaimana yang dituangkan dalam
manifesto bersama tertanggal 26 Januari 1923. Joffe kembali mengulangi
kesediaan Pemerintah Uni Soviet untuk mengembalikan wilayah – wilayah
yang dahulu pernah direbut dari Cina. Dengan demikian, terjalinlah
hubungan antara pemerintah Guo Min Dang dengan Uni Soviet.Dua orang penasehat
yang terkemuka yang dikririm ke Cina adalah Michael Borodin yang sangat
berpengalaman dalam mengatur jalannya revolusi dan Jendral Blucher. Pada bulan
Mei 1920 Chen Du Xiu yang sementara itu berkembang menjadi seorang sastrawan
progresif mulai mendirikan Perhimpunan Pengkajian Marxisme di Shanghai.
Suasana yang hangat itu dimanfaatkan oleh Lenin
dengan mengutus seorang kader dari Comintern ke Cina yang bernama Grigorii
Voitinsky. Cina ia segera menghubungi Li Da Jao di Beijing maupun Chen Du Xiu
di Shanghai. Maka Li Da Jao kemudian mendirikan sel komunisme di Beijing,
sedangkan Chen Du Xiu mendirikan sel komunisme di Shanghai.Beberapa bulan
kemudian secara berturut – turut Mao Ze Dong dan Dong Bi Wu juga mendirikan sel
komunis di daerahnya masing – masing, yaitu dipropinsi Hu Nan dan Hu Bei.
Pada bulan Juni 1921 Lenin mengutus seorang kader
Comintern lagi ke Cina, yaitu H.J.Sneevliet yang menggunakan nama
samaran Maring, dan berhasil mendirikan Partai Komunis Indonesia di daerah
Hindia Belanda. Karena radikal kemudian ditangkap oleh Pemerintah Hindia lalu
dipulangkan ke negeri Belanda. H.J.Sneevliet datang di Cina sebagai
anggota delegasi Persatuan Dagang Internasional. Di Kota Shanghai ia
mengumpulkan 57 orang utusan dari segenap organisasi Marxis di Cina lalu
mendorongnya untuk mendirikan suatu partai komunis. Maka Pada Tanggal 21 Juli
1921 segenap utusan dari organisasi marxis di Cina mengadakan rapat diwilayah
Konsensi Prancis di Shanghai. Kemudian memutuskan berdirinya Partai Komunis
Cina, dan menganggap rapat tersebut sebagai Konggres ke I Partai Komunis Cina.
Chen Du Xiu tidak hadir,karenasedang mengadakan perjalanan ke daerah Barat Daya
Cina, namun demikian konggres memilihnya sebagai Sekretaris Jenderal Partai
Komunis Cina, yang pertama.
Sneevliet pergi ke propinsi Guang Xi dengan maksud
menemui Dr.Sun Yat Sen.Pada kesempatan itu Sneevliet sangat karena
terhadap semangat perjuangan Guo Min Dang maupun terhadap gagasan Sun Yat Sen
tentang Revolusi Nasional. Cina dan Rusia terdapat persamaan; bahkan dinyatakan
pula keadaan di Rusia belum memungkinkan atau belum memenuhi persyaratan untuk
menjalankan komunisme sepenuhnya. Sneevliet mengatakan antara lain Lenin
menjalankan “Kebijaksanaan Ekonomi Baru” ( New Economic policy ). Sun Yat Sen amat tertarik atas pernyataan
Sneevliet tersebut, dan bahkan dia menilai bahwa ‘’Kebijakan Ekonomi Baru’’ di
Rusia itu tidak jauh dengan rencana industrialisasi di Cina.
Dr. Sun Yat Sen adalah adanya sikap Uni Soviet
menujukkan keinginan untuk membantu revousi Cina dan bukan menjalankan
komunisme di Cina. Pertemuan antara Sun Yat Sen dengan Sneevliet dapat
dikatakan sebagai awal dari penanaman bibit Komunisme kedalam tubuh Guo Min
Dang. Guo Min Dang menduduki peranan kunci perjuangan nasional Cina melawan
imperalisme, oleh karena itu kemudian dianjurkan kepada Partai Komunis Cina
untuk memanfaatkan Guo Min Dang sebagai satu unsur dari jajaran front persatuan
nasional.
Guo Min Dang kebetulan pada waktu itu sedang
mengalami keretakan dalam tubuhnya. Dr.Sun Yat Sem sebagai pimpinan
Puncak sedang berselisih pendapat dengan Menteri Pertahanan Chen Jiong Ming.
Sun Yat Sen akan dibunuh dan akhirnya menyingkir ke Shanghai. Sneevliet
menjajikan bahwa Uni Soviet akan membantu Sun Yat Sen dalam menghadapi tekanan
Menteri Pertahanan Chen Jiong Ming.Sementara itu, PKC mendapatkan instuksi dari
Comitern agar anggotanya secara pribadi memasuki Guo Min Dang dan ikut serta
dalam “revolusi borjuis demokratis” dan supaya mengakui Guo Min Dang sebagai
pimpinan dari revolusi di Cina.
Partai Komunisme Cina waktu itu baru memiliki
sekitar 400 orang anggota. Comintern
menugasi seorang kader baru, yaitu Adolf Joffe, untuk menggalang kerjasama
dengan Sun Yat Sen. Joffe hanya memerlukan pertemuan beberapa kali dengan Sun
Yat Sen untuk dapat merumuskan suatu pernyataan bersama pada tanggal 26 Januari
1923 yang pada pokoknya isi pernyataan itu adalah sebagai berikut :
1) Bahwa
keadaan di Cina tidak cocok untuk menciptakan komunisme atau suatu sistem Uni
Soviet.
2) Bahwa
masalah terpenting bagi Cina adalah persatuan bangsa dan kemerdekaan nasional
3) Bahwa
Cina dapat mengadalkan bantuan dari Uni Soviet.
Bersamaan dengan hal tersebut terjadi peristiwa di
Cina Selatan maupun Utara. Peristiwa itu adalah di Cina Selatan terjadi
bentrokan antara raja perang (Warlord) yang menggakibatkan Chen Jing
Ming terusir dari Canton, dan oleh karena itu Sun Yat Sen dipersilahkan oleh
para Raja Perang (Warlod) lainnya
untuk menduduki kembali markasnya di Canton, dan dipenuhi pada tanggal 2 Maret
1923.
Sedangkan di Cina Utara, Jenderal Cau Kun mengadakan
perebutan kekuasaan terhadap presiden Li Yuan Hung pada bulan Juni 1923
kemudian melalui manipulasi politik Cao Kun dapat mendesak Dewan Perwakilan
Rakyat untuk memilihnya sebagai presiden yang berpusat di Beijing. Keadaan yang
kacau mendorong Sun Yat Sen untuk mendalami organisasi dan sistem pemerintahan
serta cara menciptakan suatu angkatan bersenjata.
Oleh karenanya ia tertarik kepada bantuan Uni Soviet
yang telah beberapa kali ditawarkan kepadanya. Untuk keperluan tersebut
dikirimlah delegasi ke Moskow pada bulan Agustus 1923 dibawah pimpinan Chiang
Kai Sek, dengan tugas untuk mempelajari organisasi pemerintahan Uni Soviet dan
Partai Komunisnya, serta bidang – bidang kemiliterannya.
Atas kunjungan ini Uni Soviet mengimbanginya dengan
mengutus seorang kader komunis lagi ke Cina yaitu Michael Borodin pada bulan
September 1923 yang kemudian dijadikan penasehat politik oleh Sun Yat Sen. Boordin
akhirnya dijadikan tangan kanan Sun Yat Sen dalam mengatur sistem organisasi
Guo Min Dang, sedangkan Jendral Blucher ditugaskan untuk mengajar di Whampoa
(Huangpu) Militer Academy, suatu akademi militer yang didirikan oleh Dr. Sun
Yat Sen pada tahun 1924 di Whampoa (seberang Canton). Chiang Kai Sek (Jiang
Jieshi) diangkat sebagai pimpinan sekolah tersebut dan Zhao En Lai yang
memimpin devisi politiknya.
Dan berdasarkan keputusan Konggres Nasional bulan
Januari 1924, kaum komunis Tionghoa diijinkan untuk menjadi anggota Guomindang
demi memperkuat untuk revolusionernya, asalkan mereka bersedia mematuhi asas –
asas Guomindang.
Kujungan Borodin ke Selatan untuk membantu
Pemerintah Guomindang, Uni Soviet mengutus Kharakhan untuk mengadakan
perundingan dengan pemerintah Cina di Utara, yang diakhiri dengan penandatangan
perjanjian Cina – Rusia (Uni Soviet) oleh Wellington Koo (Go Weijun sebagai
menteri Luar negeri rezim Beijing) pada tahun 1924 yang isinya pengembalian
semua wilayah yang dirampas oleh kekaisaran Rusia dahulu serta pengakuan
Mongolia Luar sebagai bagian intergal Cina.
Setelah Zhang Zuolin dan Feng Yuxiang mengangkat
Duan Qirui sebagai Perdana Menteri, maka timbul keinginan pihak utara untuk
menciptakan kembali Cina yang bersatu melalui jalan damai.Oleh karena itu
mereka mengundang Sun Yat Sen ke Beijing untuk membicarakan masalah pembentukan
pemerintahan pusat. Sun Yat Sen memenuhi undangan ini dan berangkat ke Beijing.
Sebelumnya, ia mengangkat Hu Hanmin sebagai wakilnya
di Canton dan Tan Yakai sebagai pemimpin pasukan pemukul Utara yang sedang
dipersiapkannya. Sun Yat Sen yang menghindap penyakit kanker wafat di Beijing
pada tanggal 12 Maret 1925. Tidak lama setelah wafatnya Bapak Republik Cina
tersebut,terjadilah insiden pada bulan juni 1925 yang hampir menimbulkan
konflik internasional.
Delapan pekerja pabrik katun Jepang di Shanghai
mengajukan tunutan kenaikan gaji serta perbaikan jam kerja, tetapi pemilik
pabrik menembaki para demonstran tersebut.
Mahasiswa Shanghai tersulut rasa nasionalismenya
karena insiden penembakan ini. Mereka berdemo di sepanjang jalan Kota Shanghai,
terutama diwilayah ekstra–teritorial Inggris, polisi Inggris berusaha
membubarkan demontrasi itu tetapi gagal. Polisi Inggris melepaskan tembakan
langsung yang menewaskan enam orang mahasiswa. Seluruh negeri bergolak dan
sepakat memboikot barang–barang Inggris dan Jepang. Kekacauan ini terjadi di
Canton pada tanggal 23 Juni 1925 ketika para siswa militer menembaki wilayah
ekstra teritorialitet asing di tempat itu. Kapal – kapal perang Inggris,
Perancis, Portugal dan Jepang melepaskan tembakan–tembakan sebagai balasan
tembakan.
Akibatnya insiden tersebut mengakibatkan banyak
korban dari para demonstran yang tewas akhirnya peristiwa ini membakar semangat
gerakan anti Asing meluas ke berbagai daerah.
Wafatnya Sun Yat Sen menyebabkan gagalnya usaha
persatuan nasional Cina.Pemerintah Guo Min Dang di Canton melantik Wang Jingwei
sebagai presiden pada tanggal 1 Juli 1925. Sementara di utara, pertikaian Feng
Yuxiang dengan Zhang Zuolin mulai muncul kembali dan Zhang Zuolin berhasil
dikalahkan yang akhirnya melarikan diri ke Manchuria, tetapi kemudian bersekutu
dengan Wu – pei – fu dan menggempur pihak Feng Yuxiang. Akhirnya pihak Feng
berhasil dikalahkan dan terpaksa melarikan diri ke Mongolia. kemudaian
mengunjungi Uni Soviet dan pada bulan juni 1926 bergabung dengan Guo Min Dang.
Pro–komunis
pada tanggal 20 Maret 1926. Jiang Kai Sek dengan komunis. Jiang Kai
Sek lalu diangkat sebagai pemimpin Pasukan Pemukul Utara pada tanggal 9 Juli
1926 dalam suatu rapat di Canton, yang menghasilkan keputusan untuk bertempur
membebaskan Cina dari cengkeraman negeri – negeri asing
dan warlord yang menyengsarakan rakyat. Selanjutnya akan dibentuk
suatu pemerintahan yang bersih jujur, dan adil. Dalam waktu satu bulan pasukan
yang dipimpin Jiang Kai Sek berhasil mencapai Jiangxi dan Hunan.
Pasukan Pemukul Utara Jiang Kai Sek berhasil merebut
Shanghai pada tanggal 20 Maret 1927 dan empat hari kemudian Nanjing jatuh ke
tangan mereka. Untuk menadingi pemerintahan sayap kiri Guomindang di
Wuhan, Jiang Kai Sek membentuk pemerintah Nanjing. Dalam pertempuran merebut
Nanjing, beberapa orang asing terbunuh, tetapi masalah ini dapat diselesaikan
dengan jalan damai. Wai Jingwei (yang bukan komunis) tidak dapat akur dengan
anggota komunis Guomindang di Wuhan. Ditambah lagi ia mendapatkan
informasi bahwa tujuan kaum komunis yang sesungguhnya adalah
menghapuskan Guomindang dan menjadikan Cina sebagai negara komunis.
Oleh karena itu, ia menerima tawaran Feng Yuxiang
agar bersatu kembali dengan Jiang Kai Sek dan membersihkan partai dari kaum komunis.
Pada tanggal 15 Juli Borodin dan Blucher
melarikan diri ke Uni Soviet. Meskipun, kaum komunis telah diusir
dari Guomindang, pemerintahan Wuhan masih anti– Jiang Kai Sek. Dan
berniat merobohkan pemerintahan Nanjing bentukan Jiang. Ini menyulitkan usaha
Jiang Kai Sek untuk meneruskan ekspedisi militer penyatuan Tiongkoknya, karena
harus berperang menghadapi dua kubu. Untuk sementara waktu, Jiang Kai Sek
meletakkan jabatannya sebagai Pemimpin Pasukan Pemukul Utara. Akhirnya setelah
dicapai perdamaian antarakedua faksi Guomindang yang berseteru itu,
barulah Jiang Kai Sek memangku kembali jabatannya pada bulan Januari 1928.
Gerakan mematahkan kekuasaan
para warlord di utara dapat dimulai kembali. Ciang Gongshi, seorang
pejabat diplomatik Cina beserta 16 orang anggota stafnya. Jiang Kai Sek
menghindari bentrokan yang lebih dahsyat dengan Jepang dan meninggalkan
provinsi tersebut.
Di bagian lain, Pasukan Pemukul Utara mencapai
kemenangan gemilang.Banyak anggota pasukan para warlord yang
menyerahkan dan bergabung dengan Jiang Kai Sek.Wu PeiFu dan Chuanfang boleh
dikatakan telah kalah. Usaha Jiang Kai Sek untuk menyatukan Cina kini usai
sudah. Pada tanggal 6 Juli 1928 para pemimpin nasionalis berziarah ke kuil
Biyunshi yaitu tempat Jenazah Dr.Sun Yat Sen disemayamkan untuk
sementara waktu, guna memberitahukan sebagaimana dulu dilakukan
oleh Dr.Sun Yat Sen berziarah ke makam Kaisar – Kaisar Dinasti Ming
saat kekuasaan Manchu dapat dirobohkan.
2.3.2 Perkembangan Ideologi dan Partai
Komunis Di Cina
Pada tahun 1927 kaum komunis yang telah diusir oleh
Wang Jingwei pada tahun 1930 mendapatkan pimpinan baru yaitu Mao Zedong. Di
Propinsi Jiangxi, tidak beberapa lama mereka bergabung dengan tokoh – tokoh
komunis lainnya seperti Zhou Enlai, Li–Lishan, dan Zhu De. Mereka semua kelak
akan memegang peranan penting dalam kancah Pemerintah Republik Rakyat Cina
(RRC).Pada akhir tahun 1930 Komunis menyerbu Changsha, ibu kota propinsi Hunan.
Li–Lishan dan ini dilakukan tanpa seijin Mao Zedong yang menekankan kehati–hatian.
Pada tahun berikutnya 1931 karena seorang pengikut
Feng Yuxiang mengobarkan pemberontakan di Cina Tengah. Guo Min
Dang menutut agar Jiang Kai Sek Mundur saja sebagian Pemimpin
negara.Karena ulah dari Jiang Kai Sek, Pertempuran dengan kaum Komunis juga
masih terjadi di pedalaman propinsi Jiangxi.
Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina danKuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis
menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas
pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan
sebuah negara komunis.
Para
pendukung Era Maoisme, yang terdiri dari kebanyakan rakyat Cina miskin dan
lebih tradisionil atau nasionalis dan pemerhati asing yang percaya kepada
komunisme, mengatakan bahwa di bawah Mao, persatuan dan kedaulatan Cina dapat
dipastikan untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, dan terdapat
perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka
percayai telah membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin
bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke
Depan dan Revolusi Kebudayaan penting dalam mempercepat
perkembangan Cina dan menjernihkan kebudayaan mereka. Pihak pendukung juga ragu
terhadap statistik dan kesaksian yang diberikan mengenai jumlah korban jiwa dan
kerusakan lainnya yang disebabkan kampanye Mao.
Meskipun
begitu, para kritikus rezim Mao, yang terdiri dari mayoritas analis asing dan
para peninjau serta beberapa rakyat Cina, khususnya para anggota kelas menengah
dan penduduk kota yang lebih terbuka pemikirannya, mengatakan bahwa
pemerintahan Mao membebankan pengawasan yang ketat terhadap kehidupan
sehari-hari rakyat, dan yakin bahwa kampanye seperti Lompatan Jauh ke
Depan dan Revolusi Kebudayaan berperan atau mengakibatkan
hilangnya jutaan jiwa, mendatangkan biaya ekonomi yang besar, dan merusak
warisan budaya Cina. Lompatan Jauh ke
Depan, pada
khusunya, mendahului periode kelaparan yang besar di Cina yang, menurut sumber-sumber Barat dan Timur yang dapat
dipercaya, mengakibatkan kematian 45 juta orang. Kebanyakan analis Barat dan
Cina mengatakan ini disebabkan Lompatan Jauh ke
Depan namun
Mao dan lainnya mengatakan ini disebabkan musibah alam; ada juga yang meragukan
angka kematian tersebut, atau berkata bahwa lebih banyak orang mati karena
kelaparan atau sebab politis lainnya pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek.
Setelah
kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an, Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Cina.
Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqisebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun
dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak
oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaopingdan lainnya yang memulai reformasi keuangan.
Pada 1966
Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawannya (termasuk
analis Barat dan banyak remaja Cina kala itu) sebagai balasan terhadap
rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan
menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya
dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli
dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina.
Kekacauan pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di mana para kekuatan moderat kembali memperoleh
pengaruhnya.
Setelah
kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan
janda Mao, Jiang
Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok
Empat, yang
telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Sejak
saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak) melunakkan
kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, dan telah memulai
perpindahan ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar.
Para
pendukung reformasi keuangan – biasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati
Barat berhaluan kiri-tengah dan kanan – menunjukkan bukti terjadinya
perkembangan pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan ekspor,
terciptanya kelas
menengah (khususnya
di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan industri dipusatkan) yang
kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang kian tinggi (diperlihatkan
melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan
umur, persentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan
pribadi yang lebih luas untuk masyarakat biasa.
Para
pengkritik reformasi ekonomi – biasanya masyarakat miskin di Cina dan pemerhati
Barat berhaluan kiri, menunjukkan bukti bahwa proses reformasi telah
menciptakan kesenjangan kekayaan, polusi lingkungan, korupsi yang menjadi-jadi, pengangguranyang meningkat akibat PHK di perusahaan negara yang tidak
efisien, serta telah memperkenalkan pengaruh budaya yang kurang diterima.
Akibatnya mereka percaya bahwa budaya Cina telah dikorupsi, rakyat miskin
semakin miskin dan terpisah, dan stabilitas sosial negara semakin terancam.
Meskipun
ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap berkuasa dan telah
mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kumpulan-kumpulan yang
dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet.
Pendukung
kebijakan ini – biasanya penduduk pedesaan dan mayoritas kecil penduduk
perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah
masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak
mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik
– umumnya minoritas dari rakyat Cina, para rakyat pelarian Cina di luar negeri,
penduduk Taiwan dan Hong Kong, etnis minoritas seperti bangsa Tibet dan pihak
Barat, mengatakan bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal komunitas internasional, dan mereka juga
mengklaim hal tersebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara
polisi, yang
menimbulkan rasa takut.