Rabu, 10 Desember 2014

Media Pembelajaran

MEDIA PEMBELAJARAN
oleh Dr. Suranto, M. Pd.



1.    Fungsi Media Pembelajaran

*      Memperjelas penyajian pesan (dari konsep yang abstrak ke yang konkret) sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat verbalistis
*      Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya:
        Obyek yang terlalu besar dapat diganti dengan realitas, gambar, film bingkai, model;
        obyek yang terlalu kecil dibantu dengan OHP trasparansi, film bingkai, film atau gambar;
        Kejadian atau peristiwa masa lampau dapat ditampilkan kembali melalui rekaman video, film, dan foto;
        Obyek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan diagram, bagan, atau skema;
        Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan lain-lain.
        Melalui penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Dengan demikian, penggunaan media pengajaran dapat
*      menimbulkan gairah atau rangsangan belajar, 
*      meningkatkan interaksi secara langsung antara siswa dengan lingkungan nyata (sumber belajar), dan
*      Memungkinkan siswa belajar mandiri menurut kecepatan, kemampuan, dan minat-minat baru.
*      media pembelajaran dengan kemampuannya dapat memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama
        Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu bagi siswa.
        Membantu tumbuhnya pengertian  à  membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
        Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman dalam cara belajar.
        Memberikan pengalaman yang menyeluruh, yang konkret lambat laun berintegrasi menjadi pengertian atau kesimpulan-kesimpulan yang abstrak.


2.    Prinsip Penggunaan Media
  • Tidak ada satupun teknik atau strategi dan media pembelajaran yang harus dipakai tanpa melibatkan strategi dan media lainnya à multi media
  • Tidak ada satu mediapun yang dapat sesuai dan cocok untuk segala macam kegiatan belajar
  • Media tertentu cenderung lebih tepat dipakai untuk tujuan pembelajaran tertentu dibandingkan dengan media lain
  • hendaknya dilakukan persiapan secara cermat
  • sebaiknya siswa telah dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus diperlakukan sebaik-baiknya
  • Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran
  • Jangan sekali-kali menggunakan media untuk sekedar pengisi waktu yang telah kosong dengan tujuan rekreasi (hiburan)

  • sebaiknya siswa telah dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus diperlakukan sebaik-baiknya
  • Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran
  • Jangan sekali-kali menggunakan media untuk sekedar pengisi waktu yang telah kosong dengan tujuan rekreasi (hiburan)

3.    Jenis-jenis Media Pembelajaran
  1. Media Asli dan Media Tiruan
  2. Media Grafis (bagan, grafik, poster, karikatur, gambar, komik, cerita gambar bersambung)
  3. Media papan
  4. Media yang disorot
  5. Media dengar
  6. Media pandang dengar
  7. Media cetak
  8. Komputer/internet

JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
(Nana Sudjana)
  • Media Grafis: bagan, diagram, grafik, poster, kartun, diagram, foto.
  • Media tiga dimensi: model, diorama.
  • Media Proyeksi: film, OHP, film strip, slide, LCD.
  • Media Audio: tape recorder, radio.
  • Lingkungan

v Jenis-Jenis Media Pembelajaran Sejarah
  • Peninggalan Sejarah
  • Model: diorama, maket, replika candi, patung
  • Peta: atlas, peta dinding, peta sketsa, peta lukisan
  • Ruang sejarah
  • Media Audio: tape recorder, radio
  • Media Audio visual : TV, film, video
  • Media Proyeksi: film, OHP, film strip, slide, LCD
  • Media modern: komputer dan internet
  • Media Cetak: Buku, majalah, koran
  • Media Grafis: bagan, diagram, grafik, poster, kartun, diagram, foto.
4.    Kriteria Pemilihan Media
  • Ketepatan dengan tujuan.
  • Dukungan terhadap isi mata pelajaran.
  • Kemudahan memperoleh media.
  • Keterampilan dan kemampuan guru.
  • Ketersediaan waktu
  • Kesesuaian dengan taraf berpikir siswa

  • Hal yang perlu diperhatikan daTergantung pada tujuan pembelajaran, kemudahan penggunaan, kemampuan guru
  • Fungsi dan peran media, bukan kecanggihan
  • Buatan siswa
  • ketepatanlam penggunaan media
  • Memiliki pemahaman tentang jenis, manfaat, kriteria pemilihan, kemampuan menggunakan dan tindak lanjutnya.
  • Keterampilan dalam membuat media
  • Keterampilan dalam menilai efektivitas



PERANG DUNIA I


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perang Dunia merupakan peperangan, konflik, persaingan atau ketegangan yang melibatkan beberapa negara di dunia. Perang Dunia juga mengakibatkan banyak kerugian berupa korban nyawa, moril dan material yang diderita oleh negara-negara yang terlibat maupun yang tidak terlibat dalam perang tersebut. Perang Dunia ini juga mengakibatkan banyak perubahan bagi kehidupan negara-negara di dunia.
Perang Dunia I (1914-1918) merupakan peperangan yang dilatarbelakangi oleh konflik yang terjadi antarnegara Eropa. Konflik ini kemudian melibatkan negara lain di luar Eropa seperti Amerika, Australia, Jepang, dan Selandia Baru. Sehingga, meletuslah suatu goncangan dunia yang terkenal dengan Perang Dunia I.

1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa yang melatarbelakngi terjadinya PD I ?
2.      Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya PD I ?
3.      Negara mana saja yang terlibat dalam PD I ?
4.      Bagaimana berakhirnya PD I ?
5.      Apa saja akibat yang ditimbulkan dari PD I ?

1.3. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi terjadinya PD I;
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan PD I;
3.      Untuk mengetahui Negara mana saja yang terlibat dalam PD I;
4.      Untuk mengetahui akhir dari terjadinya PD I;
5.      Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari peristiwa PD I.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia I
Pada abad ke-19, penjajahan bangsa-bangsa Eropa telah tersebar luas. Bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia. Jerman, yang telah membangun kesatuan politiknya lebih lama daripada negara-negara lain, bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam perlombaan ini.
Pada awal abad ke-20 hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Perancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya. Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada 1914 menjadi pemicu perang. Pangeran Franz Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran Austria Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia yang berusaha menekan pengaruh kekaisaran tersebut didaerah Balkan.
Dalam kurun waktu yang amat singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh Benua Eropa ke dalam kancah Peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia. Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap Austria-Hungaria. Lalu satu demi satu, Jerman, Inggris, dan Perancis, memasuki peperangan. Sumbu sudah dinyalakan.

2.2. Faktor Penyebab Perang Dunia I
Perang dunia I pada hakikatnya merupakan perang antarnegara yang berada di kawasan Eropa. Kemudian perang dunia I meluas ke wilayah sekitarnya. Negara-negara yang berperang yaitu negara yang berada pada Blok Sekutu dan Blok Sentral. Pada dasarnya mereka berperang hanya untuk mempertahankan kemashuran, keangkuhan, serta kekuasaan.
a.       Pertentangan antarnegara
Sebelum meletus perang dunia I, di sebagian negara Eropa sedang terjadi perselisihan dan pertentangan. Negara-negara tersebut berselisih karena beberapa faktor antara lain sebagai berikut.
1)      Pertentangan antara Jerman dan Prancis
Setelah kalah perang pada 1870, Prancis menjalankan politik Ravanche, Jerman menyadari tentang kemungkinan tindakan yang mungkin dilakukan oleh Prancis. Oleh karena itu Jerman berusaha mengisolir Prancis. Usaha Bismarck hampir berhasil akan tetapi Wilhem II dapat menggagalkannya, kecuali Triple AlliantieI-nya.
2)      Pertentangan antara Jerman dan Inggris
Inggris sebagai negara yang memiliki armada laut yang sangat kuat dan disegani di dunia merasa terancam dengan upaya yang sedang dilakukan oleh Jerman pada saat itu. Pemicu pertentangan antara Jerman dan Inggris adalah disebabkan karena Jerman mengalami kemajuan yang pesat dalam bidang perindustrian. Sehingga Inggris mereka tersaingi. Selain itu, di daratan Afrika antara Jerman dengan Inggris terjadi perebutan Maroko. Jerman membantu secara moril bangsa Boer, Asia kecil. Dan Irak melawan Inggris. Armada laut Jerman dibangun secara besar-besaran, sehingga Inggris merasa terancam. Keadaan tersebut semakin memperuncingkan hubungan Jerman dengan Inggris.
3)      Pertentangan antara Jerman dan Rusia
Pertentangan antara Jerman dan Rusia terjadi karena Jerman melindungi Turki yang berusaha merintangi Rusia dalam menerobos ke laut tengah.
4)      Pertentangan antara Rusia dengan Austria
Pertentangan kedua negara ini disebabkan mereka sama-sama ingin menguasai daerah Balkan. Gerakan Pan-Slavime Rusia di Balkan dipimpin oleh Serbia Raya. Pada 1908, Bosnia dan Herzegovina diduduki oleh Austria, sehingga menimbulkan kemarahan Serbia.

b.      Politik mencari kawan (system of alliances)
Ketegangan antar negara yang berada di kawasan Balkan semakin meruncing. Prancis dan Jerman sama-sama mencari kawan, sehingga Eropa terbagi menjadi dua blok. Blok Jerman dengan Triple Alliantie yang terdiri dari Jerman dan Austria. Mereka mendirikan Triple Alliantie pada 1882. Blok Prancis dengan Triple Entente yang terdiri dari Prancis, Rusia, dan Inggris berdiri pada 1907. Bulgaria masuk bolk Jerman karena merasa kecewa atas Rusia dalam perang Balkan II pada 1913. Rusia tidak mau membantu Bulgaria yang merupakan sekutu Rusia pada saat itu.
1)      Perlombaan persenjataan
Perlombaan persenjataan menjelang meletusnya Perang Dunia I telah membawa suasana menjadi panas dan tegang. Kedua blok tersebut saling mencurigai, sehingga setia negara segera mempersenjatai diri. Keadaan telah melahirkan perlombaan senjata, akibat suasan semakin panas.
2)      Sebab khusus terjadinya Perang Dunia I
Insiden yang menyebabkan perang antarnegara-negara Eropa pada 1914 ialah kejadian di daerah Balkan. Daerah Balkan merupakan wilayah yang strategis karena daerah penghubung antara Eropa dan Asia. Kejadian di daerah Balkan dimulai dengan perang antara Asia dan Serbia. Serbia bercita-cita ingin mempersatukan bangsa-bangsa Slavia Selatan dalam suatu negara besar yang meliputi Slovenia, Kroasia, Bosnia, Herzegovina, Montenegro, Makedonia, Serbia, dengan dipimpin oleh Serbia.
Pada 1878, Kongres Berlin memutuskan bahwa Serbia diberikan kemerdekaan penuh, sedangakan Bosnia dan Herzegovin masih tetap diduduki oleh Austria. Perebutan daerah Balkan inilah yang menjadi penyebab timbulnya pertentangan antara Austria dan Serbia. Hal yang mengkhawatirkan bagi Austria ialah gerakan suku bangsa Slavia (Gerakan Pan-Slavianisme) di wilayahnya, yaitu Bosnia dan Herzegovina. Gerakan ini didukung oleh Serbia yang juga musuh Austria.
Pada 28 Juni 1914, pemerintah Austria mengutus putra mahkota Austria, Fanz Ferdinand dengan tujuan untuk menenangkan rakyat Slavia di Sarajevo, Bosnia. Akan tetapi, ia ditembak mati oleh seorang pemberontak Serbia, bernama Gavrillo Princip. Dari hasil penyelidikan kasus tersebut, ternyata pembunuhan tersebut sudah direncanakan sebelumnya di Elgrado (Serbia). Adapun yang terlibat dalam rencana pembunuhan tersebut ialah pihak militer dan pemerintah Serbia.
Pada 23 Juli 1914, Menteri Luar Negeri Austria Leopold von Berchtold mengeluarkan ultimatum yang berisi sebagai berikut.
·         Pemerintah Serbia harus menindas semua gerakan anti-Austria di Serbia dan memecat pejabat-pejabat yang bersalah.
·         Para pejabat Austria diizinkan untuk membantu gerakan penindasan kaum pemberontak dan menjatuhkan hukuman kepada mereka yang terlibat dalam pembunuhan putra mahkota Austria.
·         Jawaban ultimatum tersebut ditunggu dalam waktu 48 jam. Pemerintah Serbia akan memenuhi sebagian besar tuntutan Austria, tetapi diikuti dengan tindakan mobilisasai menghadapi perang.
·         Austria menganggap jawaban ultimatum tersebut tidak memuaskan sehinggan mengumumkan perang terhadap Serbia pada 28 Juli 1914.

2.3. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Perang Dunia I
Dalam Perang Dunia I, kekuatan antara dua kubu saling berhadapan, kubu-kubu tersebut dinamakan blok, yang terdiri atas Blok Sentral yang dipimpin oleh Jerman dan Blok Sekutu yang dipimpin oleh Prancis. Amerika Serikat pada 1917 menggabungkan diri, dan kedua Blok Sekutu diambil alih oleh Amerika Serikat.
Anggota Blok Sentral yang dipimpin oleh Jerman terdiri atas Jerman, Austria, Turki, dan Bulgaria. Adapun anggota Blok Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat berjumlah 23 negara, yang terdiri atas Prancis, Inggris, Rusia, Italia, Amerika Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang dan
negara-negara Eropa Barat lainnya.
Blok Sentral berhadapan dengan Blok Sekutu untuk memenangkan peperangan yang berlangsung kurang lebih empat tahun tersebut. Sekitar 8 juta orang tewas dalam Perang Dunia I dan berakhir dengan kemenangan Blok Sekutu. Ada beberapa hal yang menyebabkan kalahnya Blok Sentral antaralain tidak seimbangnya kekuatan yang saling berhadapan, terjadinya perpecahan di dalam Blok Sentral, dan timbulnya pemberontakan-pemberontakan di negara-negara Blok Sentral.

2.4. Jalannya Perang Dunia I
Perang antara Austria dan Serbia, meluas karena melibatkan sekutu-sekutunya. Serbia mendapatkan bantuan dari Rusia dan Prancis. Jerman memihak Austria dengan menyatakan perang dengan Prancis. Ketika Jerman menerobos Belgia untuk menyerang Prancis, Inggris membantu Belgia dan Prancis dengan menyatakan perang dengan Jerman pada 4 Agustus 1914. Dalam jangka waktu seminggu, lima negara besar terlibat ke dalam kancah perang Austria-Serbia. Maka terjadilah perang besar-besaran.
Perang Dunia I ini terbagi ke dalam dua blok yang berseteru, yaitu Blok Serikat atau Sekutu (Allied) dan Blok Sentral (Axis). Blok Serikat terdiri dari negara-negara yang tergabung dalam Triple Entente, sedangkan Blok Sentral terdiri dari negara-negara yang tergabung dalam Triple Alliance.
Peperangan terjadi di dua front, yaitu Barat dan Timur. Jerman menghadapi Prancis di front Barat dan Rusia di front Timur. Jerman merencanakan untuk menghancurkan Prancis di front Barat sebelum menghadapi Rusia di timur. Pada September 1914, Jerman sudah mencapai Sungai Marne dan mengancam Paris. Namun, rencana ini gagal karena mendapatkan perlawanan sengit dari Prancis. Selain itu Jerman harus menghadapi Rusia yang sudah menuju Jerman.
Prancis dapat menahan Jerman di Sungai Marne, Inggris tetap dapat menguasai Selat Inggris, serta Rusia tetap dapat bertahan di Prusia. Akhirnya, peperangan yang semula bersifat langsung kilat, kini menjadi peperangan pasif. Pasukan militer kedua belah pihak mengambil posisi masing-masing dalam parit-parit perlindungan yang memanjang sejauh 78 km dari laut utara sampai perbatasan Swiss.
Sementara perang berjalan lambat, kedua belah pihak berusaha memperkuat dirinya di luar Eropa dengan memperluas daerah jajahannya. Inggris dan Prancis menyerang daerah jajahan Jerman di Togoland, Kamerun, dan Afrika Timur. Di Asia Pasifik, Jepang mengambil alih daerah jajahan Jerman di Kepulauan Marshall, Mariana, dan Karolina.
Menurut perhitungan kekuatan, angkatan perang Blok Serikat lebih besar tiga kali lipat dari kekuatan Blok Sentral. Keadaan ini mengakibatkan Blok Sentral banyak mengalami kekalahan. Pada 12 Desember 1916, Jerman mengusulkan perdamaian. Usul tersebut diterima oleh pihak Serikat dengan persyaratan yang memberatkan bagi Blok Sentral, yaitu:
Pembebasan Belgia, Serbia, dan Montenegro yang dikuasai Jerman pada 1915, penarikan tentara Jerman dari Prancis, Rusia dan Rumania, Pembebasan bangsa Italia, Slavia, Rumania, dan Cekoslovakia yang berada di bawah kekuasaan Austria dan pembebasan bangsa-bangsa yang berada di bawah kekuasaan Turki, ganti rugi perang dari pihak Sentral, serta jaminan yang meyakinkan bahwa perdamaian di Eropa akan dipelihara dengan baik. Dengan persyaratan yang demikian berat, pihak Sentral pun akhirnya membatalkan usul perdamaian tersebut.
Untuk mematahkan blockade Inggris, Jerman pada 31 Januari 1917 melancarkan perang kapal selam tak terbatas. Akibatnya 5 kapal dagang dan penumpang Amerika Serikat ditenggelamkan Jerman pada Maret 1917, termasuk kapal RMS Lusitania yang sudah lebih dulu ditenggelamkan oleh Jerman pada 7 Mei 1915. Amerika yang semula bersikap netral, akhirnya mengumumkan perang terhadap Jerman pada 10 April 1917.
Sementara itu di Rusia terjadi pergolakan dari kaum buruh yang menginginkan perdamaian. Terjadi revolusi buruh yang menggulingkan kekuasaan Kaisar Nicolas II di bawah pimpinan Lenin dari kaum Bolshevik. Salah satu langkah dari pemerintahan kaum Bolshevik ini ialah menarik diri dari Perang Dunia I dengan melakukan Perjanjian Brest-Litovsk (1918). Hal ini sangat menguntungkan Blok Sentral.
Sejak pasukan Amerika mengalir ke Benua Eropa, sekutu mampu memukul mundur pasukan Blok Sentral. Akibatnya, pada September 1918, Bulgaria mengajukan damai dan satu persatu negara yang bergabung dalam Blok Sentral mengalami kekalahan.
Pasukan sekutu menduduki Makedonia dan Serbia, Inggris berhasil menduduki Yerusalem. Bersama-sama pasukan Arab, berhasil merebut benteng-benteng pertahanan dari Baghdad sampai Aleppo. Turki tidak lagi menahan serangan-serangan Serikat. Akhirnya Turki harus menandatangani Perjanjian Sevres pada 1920. Sementara itu, bangsa-bangsa Polandia, Cekoslovakia, Kroasia dan Slavia membebaskan diri dan membentuk negara merdeka setelah kekaisaran Austria-Hongaria runtuh.
Pasukan Jerman bertaha mati-matian sambil mundur menahan gempuran-gempuran Sekutu. Semangat pasukan Jerman mulai rontok dan rakyat Jerman mengalami kelaparan. Sementara itu, di dalam negeri Jerman sendiri terjadi pemberontakan rakyat. Gerakan orang-orang komunis di Munich dapat menggulingkan kekaisaran Wilhelm II sehingga terbentuklah negara republik. Akhirnya Jerman pada 11 November 1918 menandatangani perjanjian gencatan senjata menurut syarat-syarat yang ditentukan pihak sekutu. Perang Dunia I berakhir setelah Jerman menandatangani Perjanjian Versailles pada 28 Juni 1919.
2.5. Akhir Perang
Kekalahan Jerman di front barat mengakibatkan kehidupan rakyat semakin bertambah susah. Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan dari kaum komunis (spartacis) yang hendak menggulingkan pemerintahan. Jerman menghadapi serangan dua kali, yaitu dari pihak Sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis. Oleh karena serangan itu, Jerman terpaksa menyerah pada 1918. Hitler menamakan gerakan spartacis itu sebagai tusukan pisau dari belakang punggung Jerman, yang menyebabkan Kaisar Wilhelm II turun tahta dan pemerintahan dipegang oleh Elbert (beraliran sosialis). Akhirya, Jerman dijadikan republik dan selanjutnya menyerah kepada pihak Sekutu.
            Sementara itu, di Austria timbul pembrontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis dan kaum Slavia. Hal ini mengakibatkan Kaisar Karl (pengganti Kaisar Joseph II) terpaksa turun tahta pada 1918 sehingga Austria-Hongoria menjadi Republik.
            Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang perang maupun negara yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti: Perjanjian Versailles, Perjanjian St. Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian Sevres.
            Pada 1918 Perang Dunia I akhirnya berakhi, setelah empat tahun serangan tanpa guna di tangan tentara Jerman, Prancis, dan Inggris. Namun perdamaian yang dinyatakan pada jam 11 pagi, hari kesebelas dari bulan ke sebelas, tidak membawa kebahagiaan bagi siapa pun. Ratusan ribu serdadu menjadi cacat. Sebagian lainnya terbukti tidak mampu mengatasi dampak kejiwaan karena perang setelah tinggal di dalam parit yang penuh dengan lumpur, kotoran, dan mayat.
            Bentuk trauma yang dikenal sebagai “shell shock” atau “kejutan bom” sangat umum diantara para veteran perang. Hal ini menyebabkan penderitanya mengalami serangan ketakutan dan goncangan yang berat. Rasa takut akan dibom yang mereka alami setiap hari selama 4 tahun berturut-turut, telah terukir dibenak mereka. Ada beberapa penderita yang merasa harus segera bersembunyi hanya karena kata bom disebutkan.
            Beberapa veteran bahkan merasa ngeri setiap kali mereka melihat seragam. Puluhan ribu serdadu juga kehilangan satu atau lebih angota badannya dalam perang ini. Serdadu ini adalah tentara yang mata, dagu, atau hidungnya menjadi cacat selama pengeboman, sehingga topeng khusus diciptakan di Eropa untuk menyembunyikan wajah mereka yang cacat.
            Derita yang parah akibat Perang Dunia I juga tercermin di dalam karya seni. Hasil karya sesudah perang menggambarkan kesakitan dan penyakit jiwa. Karya-karya ini tidak hanya mencerminkan keadaan jiwa sang seniman, namun juga keadaan jiwa seluruh generasi tersebut. Generasi yang merasakan akibat kesensaraan perang yang sangat mendala ini kemudian dijuluki “Generasi yang hilang”.
2.6. Akibat Perang Dunia I
            Perang Dunia I merupakan pergerakan total dari segala kekuatan yang dimiliki oleh negara-negara di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara di benua Eropa. Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I, baik yang kalah maupun yang menang sama-sama menanggung resiko. Lebih dari sepuluh juta orang meninggal dan sekitar du puluh juta orang terluka sebaga korban kedahsyatan Perang Dunia I. Selain itu, Perang Dunia I berpenaruh besar terhadap kehidupan manusia dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik.
1)      Bidang Politik
Di bidang politik, pengaruh Perang Dunia I sangat terasa. Wilayah kekuasaan negara-negara yang berperang mengalami perubahan. Jerman, Austria, dan Turki menjadi republic dan wilayahnya menjadi sempit. Perang Dunia I juga berdampak pada munculnya negara-negara baru, seperti Polandia, Cekoslovakia, Yugoslavia, Hongaria, Irak, Iran, Yordania, Mesir, Arab Saudi, dan Syria (Suriah). Selain itu, muncul pula paham-paham baru, seperti fasisme di Italia, nazisme di Jerman, nasionalisme di Turki, militerisme di Jepang, dan komunisme di Rusia.
2)      Bidang Sosial
Perang Dunia I membutuhkan perlengkapan, sehingga mendorong produktivitas industri yang semakin besar. Dengan demikian buruh semakin dibutuhkan, sehingga kedudukan buruh dan wanita semakin penting. Undang-undang sosialpun dikeluarkan di beberapa negara. Sementara itu, gerakan emansipasi wanita mendapat sambutan yang menggembirakan karena dalam peperangan yang menjadi tenaga palang merah. Perang yang berkepanjangan juga menimbulkan rasa marah, bosan, dan ngeri, sehingga memunculkan keinginan perdamaian. Maka dibentuklah League of Nations atau Liga Bangsa-Bangsa pada 1919.
3)      Bidang Ekonomi
Selama Perang Dunia I berkecamuk, perekonomian tidak mendapat perhatian yang layak. Akibatnya, krisis ekonomi yang dahsyat melanda dunia. hal ini dikenal dengan sebutan “malaise” 1929. Adapun penyebab dari krisis ekonomi tersebut sebagai berikut:
·         Kemiskinan akibat tenaga manusia tercurah untuk keperluan perang, dan factor-faktor produksi rusak
·         Produksi yang berlebihan, akibat perdagangan internasional terhenti oleh proteksi yang dilakukan oleh negara-negara totaliter seperti Jerman, Italia, dan Rusia
·         Terhambatnya pemberian kredit. Banyak nasabah yang menarik depositnya karena terjadi inflasi yang sangat tinggi serta banyak perbankan yang menarik kembali pinjamannya
·         Terjadinya kekacauan pembayaran. Terjadi perbedaan besar dalam nilai mata uang Jerman, Austria, dan Prancis terhadap dollar Amerika. Pada puncak krisis nilai mata uang mencapai 1$=4.000.000.000 Deutsche Mark.


BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
            Pada abad ke-19, penjajahan bangsa-bangsa Eropa telah tersebar luas. Bangsa Eropa seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat penjuru dunia.
Pada awal abad ke-20 hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan. Inggris, Perancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman berada di pihak lainnya. Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada 1914 menjadi pemicu perang.
Negara-negara yang berperang yaitu negara yang berada pada Blok Sekutu dan Blok Sentral. Pada dasarnya mereka berperang hanya untuk mempertahankan kemashuran, keangkuhan, serta kekuasaan.
a.       Pertentangan antarnegara
Sebelum meletus perang dunia I, di sebagian negara Eropa sedang terjadi perselisihan dan pertentangan. Pertentangan itu di antaranya :
1.      Pertentangan antara Jerman dan Prancis
2.      Pertentangan antara Jerman dan Inggris
3.      Pertentangan antara Jerman dan Rusia
4.      Pertentangan antara Rusia dengan Austria
b.      Politik mencari kawan (system of alliances)
c.       Perlombaan persenjataan
d.      Sebab khusus terjadinya Perang Dunia I
Dalam Perang Dunia I, kekuatan antara dua kubu saling berhadapan, kubu-kubu tersebut dinamakan blok, yang terdiri atas Blok Sentral yang dipimpin oleh Jerman dan Blok Sekutu yang dipimpin oleh Prancis. Amerika Serikat pada 1917 menggabungkan diri, dan kedua Blok Sekutu diambil alih oleh Amerika Serikat.
Anggota Blok Sentral yang dipimpin oleh Jerman terdiri atas Jerman, Austria, Turki, dan Bulgaria. Adapun anggota Blok Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat berjumlah 23 negara, yang terdiri atas Prancis, Inggris, Rusia, Italia, Amerika Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang dan negara-negara Eropa Barat lainnya.
Perang antara Austria dan Serbia, meluas karena melibatkan sekutu-sekutunya. Serbia mendapatkan bantuan dari Rusia dan Prancis. Jerman memihak Austria dengan menyatakan perang dengan Prancis.
Perang Dunia I ini terbagi ke dalam dua blok yang berseteru, yaitu Blok Serikat atau Sekutu (Allied) dan Blok Sentral (Axis). Blok Serikat terdiri dari negara-negara yang tergabung dalam Triple Entente, sedangkan Blok Sentral terdiri dari negara-negara yang tergabung dalam Triple Alliance.
Kekalahan Jerman di front barat mengakibatkan kehidupan rakyat semakin bertambah susah. Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan dari kaum komunis (spartacis) yang hendak menggulingkan pemerintahan. Jerman menghadapi serangan dua kali, yaitu dari pihak Sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis. Oleh karena serangan itu, Jerman terpaksa menyerah pada 1918.

Setelah Perang Dunia I berakhir, baik negara-negara yang menang perang maupun negara yang kalah perang sibuk mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti: Perjanjian Versailles, Perjanjian St. Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian Sevres.
Perang Dunia I merupakan pergerakan total dari segala kekuatan yang dimiliki oleh negara-negara di berbagai belahan dunia, terutama di negara-negara di benua Eropa. Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I, baik yang kalah maupun yang menang sama-sama menanggung resiko. Lebih dari sepuluh juta orang meninggal dan sekitar du puluh juta orang terluka sebaga korban kedahsyatan Perang Dunia I.Selain itu, Perang Dunia I berpenaruh besar terhadap kehidupan manusia dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik.