Nia's Blog
Minggu, 14 Desember 2014
Rabu, 10 Desember 2014
Media Pembelajaran
MEDIA PEMBELAJARAN
oleh Dr. Suranto, M. Pd.
1.
Fungsi Media Pembelajaran
Memperjelas
penyajian pesan (dari konsep yang abstrak ke yang konkret) sehingga dapat
mengurangi pemahaman yang bersifat verbalistis
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya:
–
Obyek
yang terlalu besar dapat diganti dengan realitas, gambar, film bingkai, model;
–
obyek
yang terlalu kecil dibantu dengan OHP trasparansi, film bingkai, film atau
gambar;
–
Kejadian
atau peristiwa masa lampau dapat ditampilkan kembali melalui rekaman video,
film, dan foto;
–
Obyek
yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan diagram, bagan, atau skema;
–
Konsep
yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam bentuk film, gambar, dan
lain-lain.
–
Melalui
penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap
pasif siswa. Dengan demikian, penggunaan media pengajaran dapat
menimbulkan
gairah atau rangsangan belajar,
meningkatkan
interaksi secara langsung antara siswa dengan lingkungan nyata (sumber
belajar), dan
Memungkinkan
siswa belajar mandiri menurut kecepatan, kemampuan, dan minat-minat baru.
media
pembelajaran dengan kemampuannya dapat memberikan perangsang yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama
–
Menumbuhkan
pemikiran yang teratur dan kontinyu bagi siswa.
–
Membantu
tumbuhnya pengertian à membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
–
Memberikan
pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain dan membantu
berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman dalam cara belajar.
–
Memberikan
pengalaman yang menyeluruh, yang konkret lambat laun berintegrasi menjadi
pengertian atau kesimpulan-kesimpulan yang abstrak.
2.
Prinsip Penggunaan Media
- Tidak ada satupun teknik atau strategi dan media pembelajaran yang
harus dipakai tanpa melibatkan strategi dan media lainnya à multi media
- Tidak ada satu mediapun yang dapat sesuai dan cocok untuk segala macam
kegiatan belajar
- Media tertentu cenderung lebih tepat dipakai untuk tujuan pembelajaran
tertentu dibandingkan dengan media lain
- hendaknya dilakukan persiapan secara cermat
- sebaiknya siswa telah dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus
diperlakukan sebaik-baiknya
- Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian integral dari sistem
pembelajaran
- Jangan sekali-kali menggunakan media untuk sekedar pengisi waktu yang
telah kosong dengan tujuan rekreasi (hiburan)
- sebaiknya siswa telah dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus
diperlakukan sebaik-baiknya
- Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian integral dari sistem
pembelajaran
- Jangan sekali-kali menggunakan media untuk sekedar pengisi waktu yang
telah kosong dengan tujuan rekreasi (hiburan)
3. Jenis-jenis
Media Pembelajaran
- Media Asli dan Media
Tiruan
- Media Grafis (bagan,
grafik, poster, karikatur, gambar, komik, cerita gambar bersambung)
- Media papan
- Media yang disorot
- Media dengar
- Media pandang dengar
- Media cetak
- Komputer/internet
JENIS-JENIS
MEDIA PEMBELAJARAN
(Nana Sudjana)
(Nana Sudjana)
- Media Grafis: bagan, diagram, grafik, poster,
kartun, diagram, foto.
- Media tiga dimensi: model, diorama.
- Media Proyeksi: film, OHP, film strip, slide, LCD.
- Media Audio: tape recorder, radio.
- Lingkungan
v Jenis-Jenis Media Pembelajaran Sejarah
- Peninggalan Sejarah
- Model: diorama, maket, replika candi, patung
- Peta: atlas, peta dinding, peta sketsa, peta lukisan
- Ruang sejarah
- Media Audio: tape recorder, radio
- Media Audio visual : TV, film, video
- Media Proyeksi: film, OHP, film strip, slide, LCD
- Media modern: komputer dan internet
- Media Cetak: Buku, majalah, koran
- Media Grafis: bagan, diagram, grafik, poster,
kartun, diagram, foto.
4. Kriteria Pemilihan
Media
- Ketepatan dengan tujuan.
- Dukungan terhadap isi mata pelajaran.
- Kemudahan memperoleh media.
- Keterampilan dan kemampuan guru.
- Ketersediaan waktu
- Kesesuaian dengan taraf berpikir siswa
- Hal yang perlu diperhatikan daTergantung pada tujuan pembelajaran,
kemudahan penggunaan, kemampuan guru
- Fungsi dan peran media, bukan kecanggihan
- Buatan siswa
- ketepatanlam penggunaan media
- Memiliki pemahaman tentang jenis, manfaat, kriteria pemilihan,
kemampuan menggunakan dan tindak lanjutnya.
- Keterampilan dalam membuat media
- Keterampilan dalam menilai efektivitas
PERANG DUNIA I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Perang Dunia
merupakan peperangan, konflik, persaingan atau ketegangan yang melibatkan
beberapa negara di dunia. Perang Dunia juga mengakibatkan banyak kerugian
berupa korban nyawa, moril dan material yang diderita oleh negara-negara yang
terlibat maupun yang tidak terlibat dalam perang tersebut. Perang Dunia ini
juga mengakibatkan banyak perubahan bagi kehidupan negara-negara di dunia.
Perang Dunia I (1914-1918)
merupakan peperangan yang dilatarbelakangi oleh konflik yang terjadi
antarnegara Eropa. Konflik ini kemudian melibatkan negara lain di luar Eropa
seperti Amerika, Australia, Jepang, dan Selandia
Baru. Sehingga, meletuslah suatu goncangan dunia yang terkenal dengan Perang
Dunia I.
1.2.Rumusan Masalah
1.
Apa yang melatarbelakngi
terjadinya PD I ?
2.
Faktor apa saja yang menyebabkan
terjadinya PD I ?
3.
Negara mana saja yang terlibat
dalam PD I ?
4.
Bagaimana berakhirnya PD I ?
5.
Apa saja akibat yang ditimbulkan
dari PD I ?
1.3. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa yang
melatarbelakangi terjadinya PD I;
2.
Untuk mengetahui faktor-faktor
yang menyebabkan PD I;
3.
Untuk mengetahui Negara mana saja
yang terlibat dalam PD I;
4.
Untuk mengetahui akhir dari
terjadinya PD I;
5.
Untuk mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari peristiwa PD I.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Latar Belakang
Terjadinya Perang Dunia I
Pada
abad ke-19, penjajahan bangsa-bangsa Eropa telah tersebar luas. Bangsa Eropa
seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat
penjuru dunia. Jerman, yang telah membangun kesatuan politiknya lebih lama
daripada negara-negara lain, bekerja keras untuk menjadi pelopor dalam
perlombaan ini.
Pada awal abad ke-20
hubungan yang didasarkan pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub
yang berlawanan. Inggris, Perancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman
beserta kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal
Jerman berada di pihak lainnya. Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin
hari semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada 1914 menjadi
pemicu perang. Pangeran Franz Ferdinand, pewaris tahta Kekaisaran Austria
Hungaria, dibunuh oleh kaum nasionalis Serbia yang berusaha menekan pengaruh
kekaisaran tersebut didaerah Balkan.
Dalam kurun waktu yang amat
singkat, hasutan setelah peristiwa ini menyeret seluruh Benua Eropa ke dalam
kancah Peperangan. Pertama, Austria-Hungaria menyatakan perang kepada Serbia.
Rusia, sekutu abadi bangsa Serbia kemudian menyatakan perang terhadap
Austria-Hungaria. Lalu satu demi satu, Jerman, Inggris, dan Perancis, memasuki
peperangan. Sumbu sudah dinyalakan.
2.2. Faktor Penyebab Perang Dunia I
Perang
dunia I pada hakikatnya merupakan perang antarnegara yang berada di kawasan
Eropa. Kemudian perang dunia I meluas ke wilayah sekitarnya. Negara-negara yang
berperang yaitu negara yang berada pada Blok Sekutu dan Blok Sentral. Pada
dasarnya mereka berperang hanya untuk mempertahankan kemashuran, keangkuhan,
serta kekuasaan.
a. Pertentangan
antarnegara
Sebelum
meletus perang dunia I, di sebagian negara Eropa sedang terjadi perselisihan
dan pertentangan. Negara-negara tersebut berselisih karena beberapa faktor
antara lain sebagai berikut.
1) Pertentangan
antara Jerman dan Prancis
Setelah kalah perang pada 1870,
Prancis menjalankan politik Ravanche, Jerman menyadari tentang kemungkinan
tindakan yang mungkin dilakukan oleh Prancis. Oleh karena itu Jerman berusaha
mengisolir Prancis. Usaha Bismarck hampir berhasil akan tetapi Wilhem II dapat
menggagalkannya, kecuali Triple
AlliantieI-nya.
2) Pertentangan
antara Jerman dan Inggris
Inggris sebagai negara yang memiliki
armada laut yang sangat kuat dan disegani di dunia merasa terancam dengan upaya
yang sedang dilakukan oleh Jerman pada saat itu. Pemicu pertentangan antara
Jerman dan Inggris adalah disebabkan karena Jerman mengalami kemajuan yang
pesat dalam bidang perindustrian. Sehingga Inggris mereka tersaingi. Selain
itu, di daratan Afrika antara Jerman dengan Inggris terjadi perebutan Maroko.
Jerman membantu secara moril bangsa Boer, Asia kecil. Dan Irak melawan Inggris.
Armada laut Jerman dibangun secara besar-besaran, sehingga Inggris merasa
terancam. Keadaan tersebut semakin memperuncingkan hubungan Jerman dengan
Inggris.
3) Pertentangan
antara Jerman dan Rusia
Pertentangan antara Jerman dan Rusia
terjadi karena Jerman melindungi Turki yang berusaha merintangi Rusia dalam
menerobos ke laut tengah.
4) Pertentangan
antara Rusia dengan Austria
Pertentangan kedua negara ini
disebabkan mereka sama-sama ingin menguasai daerah Balkan. Gerakan Pan-Slavime
Rusia di Balkan dipimpin oleh Serbia Raya. Pada 1908, Bosnia dan Herzegovina
diduduki oleh Austria, sehingga menimbulkan kemarahan Serbia.
b. Politik
mencari kawan (system of alliances)
Ketegangan antar negara yang berada di kawasan Balkan
semakin meruncing. Prancis dan Jerman sama-sama mencari kawan, sehingga Eropa
terbagi menjadi dua blok. Blok Jerman dengan Triple Alliantie yang terdiri dari Jerman dan Austria. Mereka
mendirikan Triple Alliantie pada
1882. Blok Prancis dengan Triple Entente yang
terdiri dari Prancis, Rusia, dan Inggris berdiri pada 1907. Bulgaria masuk bolk
Jerman karena merasa kecewa atas Rusia dalam perang Balkan II pada 1913. Rusia
tidak mau membantu Bulgaria yang merupakan sekutu Rusia pada saat itu.
1) Perlombaan
persenjataan
Perlombaan
persenjataan menjelang meletusnya Perang Dunia I telah membawa suasana menjadi
panas dan tegang. Kedua blok tersebut saling mencurigai, sehingga setia negara
segera mempersenjatai diri. Keadaan telah melahirkan perlombaan senjata, akibat
suasan semakin panas.
2) Sebab
khusus terjadinya Perang Dunia I
Insiden
yang menyebabkan perang antarnegara-negara Eropa pada 1914 ialah kejadian di
daerah Balkan. Daerah Balkan merupakan wilayah yang strategis karena daerah
penghubung antara Eropa dan Asia. Kejadian di daerah Balkan dimulai dengan
perang antara Asia dan Serbia. Serbia bercita-cita ingin mempersatukan
bangsa-bangsa Slavia Selatan dalam suatu negara besar yang meliputi Slovenia,
Kroasia, Bosnia, Herzegovina, Montenegro, Makedonia, Serbia, dengan dipimpin
oleh Serbia.
Pada
1878, Kongres Berlin memutuskan bahwa Serbia diberikan kemerdekaan penuh,
sedangakan Bosnia dan Herzegovin masih tetap diduduki oleh Austria. Perebutan
daerah Balkan inilah yang menjadi penyebab timbulnya pertentangan antara
Austria dan Serbia. Hal yang mengkhawatirkan bagi Austria ialah gerakan suku
bangsa Slavia (Gerakan Pan-Slavianisme) di wilayahnya, yaitu Bosnia dan
Herzegovina. Gerakan ini didukung oleh Serbia yang juga musuh Austria.
Pada
28 Juni 1914, pemerintah Austria mengutus putra mahkota Austria, Fanz Ferdinand
dengan tujuan untuk menenangkan rakyat Slavia di Sarajevo, Bosnia. Akan tetapi,
ia ditembak mati oleh seorang pemberontak Serbia, bernama Gavrillo Princip.
Dari hasil penyelidikan kasus tersebut, ternyata pembunuhan tersebut sudah
direncanakan sebelumnya di Elgrado (Serbia). Adapun yang terlibat dalam rencana
pembunuhan tersebut ialah pihak militer dan pemerintah Serbia.
Pada
23 Juli 1914, Menteri Luar Negeri Austria Leopold von Berchtold mengeluarkan
ultimatum yang berisi sebagai berikut.
·
Pemerintah Serbia harus menindas
semua gerakan anti-Austria di Serbia dan memecat pejabat-pejabat yang bersalah.
·
Para pejabat Austria diizinkan untuk
membantu gerakan penindasan kaum pemberontak dan menjatuhkan hukuman kepada
mereka yang terlibat dalam pembunuhan putra mahkota Austria.
·
Jawaban ultimatum tersebut ditunggu
dalam waktu 48 jam. Pemerintah Serbia akan memenuhi sebagian besar tuntutan
Austria, tetapi diikuti dengan tindakan mobilisasai menghadapi perang.
·
Austria menganggap jawaban ultimatum
tersebut tidak memuaskan sehinggan mengumumkan perang terhadap Serbia pada 28
Juli 1914.
2.3. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Perang Dunia I
Dalam
Perang Dunia I, kekuatan antara dua kubu saling berhadapan, kubu-kubu tersebut
dinamakan blok, yang terdiri atas Blok Sentral yang dipimpin oleh Jerman dan
Blok Sekutu yang dipimpin oleh Prancis. Amerika Serikat pada 1917 menggabungkan
diri, dan kedua Blok Sekutu diambil alih oleh Amerika Serikat.
Anggota
Blok Sentral yang dipimpin oleh Jerman terdiri atas Jerman, Austria, Turki, dan
Bulgaria. Adapun anggota Blok Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat
berjumlah 23 negara, yang terdiri atas Prancis, Inggris, Rusia, Italia, Amerika
Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang dan
negara-negara
Eropa Barat lainnya.
Blok
Sentral berhadapan dengan Blok Sekutu untuk memenangkan peperangan yang
berlangsung kurang lebih empat tahun tersebut. Sekitar 8 juta orang tewas dalam
Perang Dunia I dan berakhir dengan kemenangan Blok Sekutu. Ada beberapa hal
yang menyebabkan kalahnya Blok Sentral antaralain tidak seimbangnya kekuatan
yang saling berhadapan, terjadinya perpecahan di dalam Blok Sentral, dan
timbulnya pemberontakan-pemberontakan di negara-negara Blok Sentral.
2.4. Jalannya Perang Dunia I
Perang antara Austria dan Serbia, meluas karena
melibatkan sekutu-sekutunya. Serbia mendapatkan bantuan dari Rusia dan Prancis.
Jerman memihak Austria dengan menyatakan perang dengan Prancis. Ketika Jerman
menerobos Belgia untuk menyerang Prancis, Inggris membantu Belgia dan Prancis
dengan menyatakan perang dengan Jerman pada 4 Agustus 1914. Dalam jangka waktu
seminggu, lima negara besar terlibat ke dalam kancah perang Austria-Serbia.
Maka terjadilah perang besar-besaran.
Perang Dunia I ini terbagi ke
dalam dua blok yang berseteru, yaitu Blok Serikat atau Sekutu (Allied) dan Blok Sentral (Axis). Blok Serikat terdiri dari
negara-negara yang tergabung dalam Triple
Entente, sedangkan Blok Sentral terdiri dari negara-negara yang tergabung
dalam Triple Alliance.
Peperangan terjadi di dua front, yaitu Barat dan Timur. Jerman
menghadapi Prancis di front Barat dan Rusia di front Timur. Jerman merencanakan
untuk menghancurkan Prancis di front Barat sebelum menghadapi Rusia di timur.
Pada September 1914, Jerman sudah mencapai Sungai Marne dan mengancam Paris.
Namun, rencana ini gagal karena mendapatkan perlawanan sengit dari Prancis.
Selain itu Jerman harus menghadapi Rusia yang sudah menuju Jerman.
Prancis dapat menahan Jerman di
Sungai Marne, Inggris tetap dapat menguasai Selat Inggris, serta Rusia tetap
dapat bertahan di Prusia. Akhirnya, peperangan yang semula bersifat langsung
kilat, kini menjadi peperangan pasif. Pasukan militer kedua belah pihak
mengambil posisi masing-masing dalam parit-parit perlindungan yang memanjang
sejauh 78 km dari laut utara sampai perbatasan Swiss.
Sementara perang berjalan lambat,
kedua belah pihak berusaha memperkuat dirinya di luar Eropa dengan memperluas
daerah jajahannya. Inggris dan Prancis menyerang daerah jajahan Jerman di
Togoland, Kamerun, dan Afrika Timur. Di Asia Pasifik, Jepang mengambil alih
daerah jajahan Jerman di Kepulauan Marshall, Mariana, dan Karolina.
Menurut perhitungan kekuatan,
angkatan perang Blok Serikat lebih besar tiga kali lipat dari kekuatan Blok
Sentral. Keadaan ini mengakibatkan Blok Sentral banyak mengalami kekalahan.
Pada 12 Desember 1916, Jerman mengusulkan perdamaian. Usul tersebut diterima
oleh pihak Serikat dengan persyaratan yang memberatkan bagi Blok Sentral, yaitu:
Pembebasan Belgia, Serbia, dan
Montenegro yang dikuasai Jerman pada 1915, penarikan tentara Jerman dari
Prancis, Rusia dan Rumania, Pembebasan bangsa Italia, Slavia, Rumania, dan
Cekoslovakia yang berada di bawah kekuasaan Austria dan pembebasan bangsa-bangsa
yang berada di bawah kekuasaan Turki, ganti rugi perang dari pihak Sentral,
serta jaminan yang meyakinkan bahwa perdamaian di Eropa akan dipelihara dengan
baik. Dengan persyaratan yang demikian berat, pihak Sentral pun akhirnya
membatalkan usul perdamaian tersebut.
Untuk mematahkan blockade
Inggris, Jerman pada 31 Januari 1917 melancarkan perang kapal selam tak
terbatas. Akibatnya 5 kapal dagang dan penumpang Amerika Serikat ditenggelamkan
Jerman pada Maret 1917, termasuk kapal RMS Lusitania
yang sudah lebih dulu ditenggelamkan oleh Jerman pada 7 Mei 1915. Amerika
yang semula bersikap netral, akhirnya mengumumkan perang terhadap Jerman pada
10 April 1917.
Sementara itu di Rusia terjadi
pergolakan dari kaum buruh yang menginginkan perdamaian. Terjadi revolusi buruh
yang menggulingkan kekuasaan Kaisar Nicolas II di bawah pimpinan Lenin dari
kaum Bolshevik. Salah satu langkah dari pemerintahan kaum Bolshevik ini ialah
menarik diri dari Perang Dunia I dengan melakukan Perjanjian Brest-Litovsk
(1918). Hal ini sangat menguntungkan Blok Sentral.
Sejak pasukan Amerika mengalir ke
Benua Eropa, sekutu mampu memukul mundur pasukan Blok Sentral. Akibatnya, pada
September 1918, Bulgaria mengajukan damai dan satu persatu negara yang
bergabung dalam Blok Sentral mengalami kekalahan.
Pasukan sekutu menduduki
Makedonia dan Serbia, Inggris berhasil menduduki Yerusalem. Bersama-sama
pasukan Arab, berhasil merebut benteng-benteng pertahanan dari Baghdad sampai
Aleppo. Turki tidak lagi menahan serangan-serangan Serikat. Akhirnya Turki
harus menandatangani Perjanjian Sevres pada 1920. Sementara itu, bangsa-bangsa
Polandia, Cekoslovakia, Kroasia dan Slavia membebaskan diri dan membentuk
negara merdeka setelah kekaisaran Austria-Hongaria runtuh.
Pasukan Jerman bertaha mati-matian sambil mundur menahan
gempuran-gempuran Sekutu. Semangat pasukan Jerman mulai rontok dan rakyat
Jerman mengalami kelaparan. Sementara itu, di dalam negeri Jerman sendiri
terjadi pemberontakan rakyat. Gerakan orang-orang komunis di Munich dapat menggulingkan
kekaisaran Wilhelm II sehingga terbentuklah negara republik. Akhirnya Jerman
pada 11 November 1918 menandatangani perjanjian gencatan senjata menurut
syarat-syarat yang ditentukan pihak sekutu. Perang Dunia I berakhir setelah
Jerman menandatangani Perjanjian Versailles pada 28 Juni 1919.
2.5. Akhir Perang
Kekalahan Jerman di front barat mengakibatkan kehidupan
rakyat semakin bertambah susah. Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan
dari kaum komunis (spartacis) yang
hendak menggulingkan pemerintahan. Jerman menghadapi serangan dua kali, yaitu
dari pihak Sekutu dan pemberontakan dari kaum komunis. Oleh karena serangan
itu, Jerman terpaksa menyerah pada 1918. Hitler menamakan gerakan spartacis itu sebagai tusukan pisau dari
belakang punggung Jerman, yang menyebabkan Kaisar Wilhelm II turun tahta dan
pemerintahan dipegang oleh Elbert (beraliran sosialis). Akhirya, Jerman
dijadikan republik dan selanjutnya menyerah kepada pihak Sekutu.
Sementara itu, di Austria timbul
pembrontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh kaum komunis dan kaum Slavia.
Hal ini mengakibatkan Kaisar Karl (pengganti Kaisar Joseph II) terpaksa turun
tahta pada 1918 sehingga Austria-Hongoria menjadi Republik.
Setelah Perang Dunia I berakhir, baik
negara-negara yang menang perang maupun negara yang kalah perang sibuk
mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti: Perjanjian Versailles,
Perjanjian St. Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian
Sevres.
Pada 1918 Perang Dunia I akhirnya
berakhi, setelah empat tahun serangan tanpa guna di tangan tentara Jerman,
Prancis, dan Inggris. Namun perdamaian yang dinyatakan pada jam 11 pagi, hari
kesebelas dari bulan ke sebelas, tidak membawa kebahagiaan bagi siapa pun.
Ratusan ribu serdadu menjadi cacat. Sebagian lainnya terbukti tidak mampu
mengatasi dampak kejiwaan karena perang setelah tinggal di dalam parit yang
penuh dengan lumpur, kotoran, dan mayat.
Bentuk trauma yang dikenal sebagai
“shell shock” atau “kejutan bom” sangat umum diantara para veteran perang. Hal
ini menyebabkan penderitanya mengalami serangan ketakutan dan goncangan yang
berat. Rasa takut akan dibom yang mereka alami setiap hari selama 4 tahun
berturut-turut, telah terukir dibenak mereka. Ada beberapa penderita yang
merasa harus segera bersembunyi hanya karena kata bom disebutkan.
Beberapa veteran bahkan merasa ngeri
setiap kali mereka melihat seragam. Puluhan ribu serdadu juga kehilangan satu
atau lebih angota badannya dalam perang ini. Serdadu ini adalah tentara yang
mata, dagu, atau hidungnya menjadi cacat selama pengeboman, sehingga topeng
khusus diciptakan di Eropa untuk menyembunyikan wajah mereka yang cacat.
Derita yang parah akibat Perang
Dunia I juga tercermin di dalam karya seni. Hasil karya sesudah perang
menggambarkan kesakitan dan penyakit jiwa. Karya-karya ini tidak hanya mencerminkan
keadaan jiwa sang seniman, namun juga keadaan jiwa seluruh generasi tersebut.
Generasi yang merasakan akibat kesensaraan perang yang sangat mendala ini
kemudian dijuluki “Generasi yang hilang”.
2.6. Akibat Perang Dunia I
Perang Dunia I merupakan pergerakan
total dari segala kekuatan yang dimiliki oleh negara-negara di berbagai belahan
dunia, terutama di negara-negara di benua Eropa. Negara-negara yang terlibat
dalam Perang Dunia I, baik yang kalah maupun yang menang sama-sama menanggung
resiko. Lebih dari sepuluh juta orang meninggal dan sekitar du puluh juta orang
terluka sebaga korban kedahsyatan Perang Dunia I. Selain itu, Perang Dunia I
berpenaruh besar terhadap kehidupan manusia dalam bidang sosial, ekonomi, dan
politik.
1)
Bidang
Politik
Di
bidang politik, pengaruh Perang Dunia I sangat terasa. Wilayah kekuasaan
negara-negara yang berperang mengalami perubahan. Jerman, Austria, dan Turki
menjadi republic dan wilayahnya menjadi sempit. Perang Dunia I juga berdampak
pada munculnya negara-negara baru, seperti Polandia, Cekoslovakia, Yugoslavia,
Hongaria, Irak, Iran, Yordania, Mesir, Arab Saudi, dan Syria (Suriah). Selain
itu, muncul pula paham-paham baru, seperti fasisme di Italia, nazisme di
Jerman, nasionalisme di Turki, militerisme di Jepang, dan komunisme di Rusia.
2)
Bidang
Sosial
Perang
Dunia I membutuhkan perlengkapan, sehingga mendorong produktivitas industri
yang semakin besar. Dengan demikian buruh semakin dibutuhkan, sehingga
kedudukan buruh dan wanita semakin penting. Undang-undang sosialpun dikeluarkan
di beberapa negara. Sementara itu, gerakan emansipasi wanita mendapat sambutan
yang menggembirakan karena dalam peperangan yang menjadi tenaga palang merah.
Perang yang berkepanjangan juga menimbulkan rasa marah, bosan, dan ngeri,
sehingga memunculkan keinginan perdamaian. Maka dibentuklah League of Nations atau Liga
Bangsa-Bangsa pada 1919.
3)
Bidang
Ekonomi
Selama
Perang Dunia I berkecamuk, perekonomian tidak mendapat perhatian yang layak.
Akibatnya, krisis ekonomi yang dahsyat melanda dunia. hal ini dikenal dengan
sebutan “malaise” 1929. Adapun
penyebab dari krisis ekonomi tersebut sebagai berikut:
·
Kemiskinan
akibat tenaga manusia tercurah untuk keperluan perang, dan factor-faktor
produksi rusak
·
Produksi
yang berlebihan, akibat perdagangan internasional terhenti oleh proteksi yang
dilakukan oleh negara-negara totaliter seperti Jerman, Italia, dan Rusia
·
Terhambatnya
pemberian kredit. Banyak nasabah yang menarik depositnya karena terjadi inflasi
yang sangat tinggi serta banyak perbankan yang menarik kembali pinjamannya
·
Terjadinya
kekacauan pembayaran. Terjadi perbedaan besar dalam nilai mata uang Jerman,
Austria, dan Prancis terhadap dollar Amerika.
Pada puncak krisis nilai mata uang mencapai 1$=4.000.000.000 Deutsche Mark.
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Pada
abad ke-19, penjajahan bangsa-bangsa Eropa telah tersebar luas. Bangsa Eropa
seperti Inggris dan Prancis telah membangun kekuasaan penjajahan di keempat
penjuru dunia.
Pada awal abad ke-20 hubungan yang didasarkan
pada kepentingan telah membagi Eropa menjadi dua kutub yang berlawanan.
Inggris, Perancis, dan Rusia berada di satu pihak, dan Jerman beserta
kekaisaran Austria-Hungaria yang diperintah oleh keluarga Hapsburg asal Jerman
berada di pihak lainnya. Ketegangan antara kedua kelompok ini semakin hari
semakin meningkat, hingga akhirnya suatu pembunuhan pada 1914 menjadi pemicu
perang.
Negara-negara
yang berperang yaitu negara yang berada pada Blok Sekutu dan Blok Sentral. Pada
dasarnya mereka berperang hanya untuk mempertahankan kemashuran, keangkuhan,
serta kekuasaan.
a. Pertentangan
antarnegara
Sebelum
meletus perang dunia I, di sebagian negara Eropa sedang terjadi perselisihan
dan pertentangan. Pertentangan itu di antaranya :
1. Pertentangan
antara Jerman dan Prancis
2. Pertentangan
antara Jerman dan Inggris
3. Pertentangan
antara Jerman dan Rusia
4. Pertentangan
antara Rusia dengan Austria
b. Politik mencari kawan
(system of alliances)
c. Perlombaan
persenjataan
d. Sebab
khusus terjadinya Perang Dunia I
Dalam
Perang Dunia I, kekuatan antara dua kubu saling berhadapan, kubu-kubu tersebut
dinamakan blok, yang terdiri atas Blok Sentral yang dipimpin oleh Jerman dan
Blok Sekutu yang dipimpin oleh Prancis. Amerika Serikat pada 1917 menggabungkan
diri, dan kedua Blok Sekutu diambil alih oleh Amerika Serikat.
Anggota
Blok Sentral yang dipimpin oleh Jerman terdiri atas Jerman, Austria, Turki, dan
Bulgaria. Adapun anggota Blok Sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat
berjumlah 23 negara, yang terdiri atas Prancis, Inggris, Rusia, Italia, Amerika
Serikat, Serbia, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang dan negara-negara
Eropa Barat lainnya.
Perang antara Austria dan Serbia, meluas karena
melibatkan sekutu-sekutunya. Serbia mendapatkan bantuan dari Rusia dan Prancis.
Jerman memihak Austria dengan menyatakan perang dengan Prancis.
Perang Dunia I ini terbagi ke dalam dua blok
yang berseteru, yaitu Blok Serikat atau Sekutu (Allied) dan Blok Sentral (Axis).
Blok Serikat terdiri dari negara-negara yang tergabung dalam Triple Entente, sedangkan Blok Sentral
terdiri dari negara-negara yang tergabung dalam Triple Alliance.
Kekalahan
Jerman di front barat mengakibatkan kehidupan rakyat semakin bertambah susah.
Keadaan Jerman seperti ini menimbulkan gerakan dari kaum komunis (spartacis) yang hendak menggulingkan
pemerintahan. Jerman menghadapi serangan dua kali, yaitu dari pihak Sekutu dan
pemberontakan dari kaum komunis. Oleh karena serangan itu, Jerman terpaksa
menyerah pada 1918.
Setelah Perang Dunia I berakhir, baik
negara-negara yang menang perang maupun negara yang kalah perang sibuk
mengadakan perjanjian-perjanjian damai seperti: Perjanjian Versailles,
Perjanjian St. Germain, Perjanjian Neuilly, Perjanjian Trianon, dan Perjanjian
Sevres.
Perang Dunia I merupakan pergerakan total dari
segala kekuatan yang dimiliki oleh negara-negara di berbagai belahan dunia,
terutama di negara-negara di benua Eropa. Negara-negara yang terlibat dalam
Perang Dunia I, baik yang kalah maupun yang menang sama-sama menanggung resiko.
Lebih dari sepuluh juta orang meninggal dan sekitar du puluh juta orang terluka
sebaga korban kedahsyatan Perang Dunia I.Selain itu, Perang Dunia I berpenaruh
besar terhadap kehidupan manusia dalam bidang sosial, ekonomi, dan
politik.
Langganan:
Postingan (Atom)